5 Sikap Peduli Lingkungan yang Sebetulnya Tidak Ramah Lingkungan

Ternyata beberapa sikap dan kebiasaan yang disangka ramah lingkungan, sebetulnya malah bisa membawa dampak buruk bagi lingkungan kita. Wah, kok bisa, ya? Ini saatnya untuk memeriksa kembali beberapa kebiasaan “baik” yang sudah dilakukan belakangan ini. Apa benar dampaknya positif bagi lingkungan? Dengan mengetahui fakta penting ini, Anda jadi bisa berbenah diri dan bisa mengambil keputusan untuk melakukan aksi peduli lingkungan yang lebih tepat. Ini dia beberapa sikap peduli lingkungan yang bisa jadi justru toxic bagi lingkungan itu sendiri.

1. Beli banyak tas kain

Karena sudah sering diberitahu betapa penggunaan plastik bisa mengancam lingkungan dan ekosistem, ada banyak orang lalu berbondong-bondong mengurangi pemakaian plastik. Salah satu tren yang terlihat adalah banyak orang beralih membeli banyak tas kain. Tujuannya agar tidak harus mengantongi belanjaan atau barang dengan tas plastik. Sekilas, aksi ini terlihat baik bagi lingkungan. Namun, tidak dengan pembuatan atau industrialisasi tas kain itu sendiri. Dalam proses memproduksi tas kain secara massal, ada penggunaan zat kimia yang buruk bagi ozon.

Tidak hanya emisi gas dari industrialisasi ini yang bermasalah, limbah kimianya juga berbahaya bagi laut dan ekosistem. Hal yang bisa dilakukan adalah memastikan pemakaian tas kain berlangsung lama (hingga rusak) sebelum membeli yang baru. Ini untuk mencegah permintaan produk tas kain berlebih.

2. Masih pakai barang elektronik yang lama

Teknologi lawas dengan sentuhan klasik dan vintage terlihat unik dan bergaya sekarang ini. Beberapa orang menolak beralih ke teknologi yang lebih baru karena mereka berpikir bahwa elektronik lama tidak begitu buruk dampaknya bagi lingkungan dan lebih hemat energi. Justru sebaliknya, perangkat elektronik lama memiliki teknologi yang sudah ketinggalan zaman. Artinya, teknologi ini tidak ramah lingkungan dan memakan banyak energi listrik. Memakai elektronik lama justru membuat tagihan listrik melonjak. Sebaiknya, segera ganti yang baru jika memungkinkan.

3. Buang semua sampah di satu tempat

Ada banyak orang tidak bisa membedakan antara sampah dan limbah. Dua hal ini benar-benar berbeda. Sampah adalah sisa-sisa dari aktivitas sehari-hari. Sebagian besar sampah bisa didaur ulang. Sementara limbah adalah sisa produksi usaha atau industri yang sulit didaur ulang. Keduanya bisa menimbulkan masalah jika tidak ditangani dengan benar. Nah, sebagian besar orang sekarang masih membuang sampah di satu tempat yang sama dengan disatukan dalam kantong yang sama. Padahal, sampah harus dipilah antara sampah organik dan anorganik. Tujuannya untuk mempermudah memproses sampah-sampah itu sendiri.

Jika sistem pembuangan sampah dikelola dengan baik, sampah-sampah anorganik yang sulit didaur ulang masih bisa ditangani. Salah satu caranya dengan pemanfaatan sampah-sampah ini untuk menghasilkan produk daur ulang. Ini praktik yang umum sekarang dan bisa dilakukan siapa saja, asalkan sampah-sampah sudah dipilah dengan tepat.

4. Menganggap semua produk ramah lingkungan itu non-plastik

Plastik dianggap sebagai sosok penyebab segala masalah lingkungan, sehingga orang-orang dengan mudah berkesimpulan, “selama bukan plastik pasti aman.” Padahal, tidak begitu konsepnya. Produk non-plastik yang digunakan bisa jadi tidak ramah lingkungan juga, seperti plastik. Beralih ke yang berbahan kertas dipandang positif bagi banyak orang. Faktanya, kertas dibuat dengan menebang banyak pohon. Jika beralih ke bahan kain, sisa kain produksi pun sulit terurai. Bagaimana dengan material besi? Pembuatan besi menghasilkan emisi gas karbon yang berbahaya bagi lapisan ozon juga.

Selain memilah-milah jenis bahannya, penting juga untuk tidak membeli secara berlebihan. Sebisa mungkin pakailah barang yang bisa digunakan kembali, terus-menerus sampai benar-benar rusak atau tidak bisa dipakai lagi.

5. Sembarangan memilih panel surya

Ingin beralih ke sumber energi terbarukan? Tentu saja ini langkah yang sangat bagus. Sayangnya, masih ada banyak orang yang memilih panel surya asal-asalan. Selama harganya murah, maka tidak masalah. Meski demikian, memilih panel surya yang terlalu murah bisa jadi jurang bagi Anda. Panel surya yang murah ternyata kualitasnya kurang bagus, alias cepat rusak dan tidak ramah lingkungan.

Daripada sembarangan memilih, sebaiknya pakai panel surya Solarkita saja. Lebih aman dengan layanan, perawatan, dan pemantauan yang terjaga. Dengan begini, sikap peduli lingkungan Anda pun bisa tersalurkan dengan benar. Alhasil, Anda bisa  memberi perlindungan yang dibutuhkan oleh lingkungan dan juga ekosistem, sekaligus menghemat tagihan listrik!

Written by Jumawan Syahrudin | 01 Feb 2024