Sejarah Baru dari Energi Terbarukan

Energi terbarukan menjadi sebuah isu yang mungkin cukup sering kita dengar di berbagai media. Keberadaan mengenai energi terbarukan pun mencuat seiring meningkatnya isu pemanasan global. Energi ini sempat dilirik oleh berbagai sektor, khususnya dalam bidang perindustrian maupun rumah tangga.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa pengembangannya memiliki tantangan tersendiri bila dibandingkan energi fosil yang dinilai lebih instan dan mudah. Padahal energi terbarukan memberikan kontribusi yang tidak sedikit bagi kehidupan masyarakat. Terlebih lagi ada beberapa catatan sejarah baru dari energi terbarukan yang perlu untuk Anda ketahui berikut ini.

1. Teknologi energi terbarukan memiliki harga termurah

Penggunaan energi terbarukan mencatatkan rekor sejarah baru terbaiknya pada tahun 2018 lalu. Hal ini seperti ditulis dalam sebuah laporan berjudul Renewable Power Generation Cost in 2018. Pada laporan tersebut, keberadaan energi terbarukan tidak hanya sekedar memberikan dampak positif pada transformasi energi dunia, melainkan pula dari segi harga pun menjadi lebih murah. Salah satu yang memiliki manfaat signifikan adalah penggunaan teknologi berbasis tenaga surya dan angin. Catatan dari laporan International Renewable Energy Agency (IRENA) menyebutkan bahwa biaya rata-rata untuk penggunaan energi surya mengalami penurunan harga hingga 26%. Hal yang sama juga berlaku untuk bioenergi hingga 14%. Disusul oleh energi air sebesar 12%. Sedangkan untuk energi panas bumi maupun angin di area lepas pantai mencapai penurunan hingga 1%.

Keberadaan energi terbarukan khususnya dari energi angin darat di tahun-tahun mendatang juga mampu menekan pembiayaan harga hingga 75%. Begitu juga halnya dengan penggunaan energi listrik dari sumber panel surya diperkirakan mampu menekan harga hingga 80%. Angka tersebut jelas menguntungkan bila dibandingkan menggunakan energi fosil. Dengan demikian, pemerintah pun dapat melakukan penyaluran energi listrik tanpa subsidi bagi masyarakat. Penerapan sistem tersebut telah sukses dicanangkan dan dilaksanakan di beberapa negara seperti Peru, Arab Saudi, Chile, hingga Uni Emirat Arab. Bukan tidak mungkin jika di tahun-tahun mendatang apabila pemerintah serius menggarap program ini, maka Indonesia akan menjadi negara berikutnya yang mengandalkan energi listrik dari tenaga surya.

2. Energi fosil vs energi terbarukan, mana yang lebih baik?

Hingga saat ini, mayoritas energi yang digunakan di Indonesia masih menggunakan bahan bakar fosil. Seiring meningkatnya kebutuhan listrik untuk konsumsi masyarakat, kebutuhan bahan bakar fosil seperti batu bara juga meningkat. Data dari laman Mongabay menyebutkan bahwa di tahun 2050 mendatang, kebutuhan batu bara untuk konsumsi listrik akan meningkat hingga lima kali lipat dibanding tahun 2015. Jika konsumsi bahan bakar fosil meningkat, maka dikhawatirkan ketersediaannya akan semakin menipis. Pembukaan lahan tambang baru pun akan menjadi salah satu solusinya. Namun, di sisi lain pembukaan tersebut bisa saja menimbulkan kerusakan alam yang berdampak pada keseimbangan ekosistem sekitarnya. Begitu juga dengan pencemaran lingkungan dari penggunaan bahan bakar energ fosil yang masih menjadi ancaman tersendiri. Setidaknya ini bisa kita lihat dalam film dokumenter berjudul ‘Sexy Killers’. Dalam film tersebut dijelaskan bagaimana batu bara sebagai sumber energi listrik di sisi lain memberikan dampak yang negatif bagi kehidupan masyarakat.

Lalu, apa langkah untuk mengurangi ketergantungan tersebut? Jawaban yang cukup logis adalah penggunaan energi terbarukan. Misalnya dengan memanfaatkan energi surya maupun tenaga angin. Indonesia sendiri memiliki potensi yang besar dalam menggunakan energi surya sebagai sumber energi listrik terbarukan di samping menggunakan teknologi angin atau tenaga air. Contohnya dengan pengadaan panel surya untuk rumah tangga maupun industri. Keuntungan menggunakan energi terbarukan ini cukup besar, baik dari segi kelestarian alam dan lingkungan, hingga tingkat efisiensi pembiayaan. Tidak hanya itu, penggunaan panel surya dalam menciptakan energi listrik berbasis sinar matahari juga bisa menjangkau daerah-daerah terpencil, di mana, daerah tersebut sebenarnya memiliki potensi sinar matahari tinggi seperti di wilayah Nusa Tenggara. Dengan begitu, penggunaan energi terbarukan akan mencetak sejarah baru dalam mensukseskan program nasional, yakni listrik bagi seluruh masyarakat.


Penggunaan energi terbarukan jika ditinjau lebih dalam lagi akan bermuara pada kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah terpencil. Mengingat setelah mereka mendapatkan listrik dari energi surya tersebut, masyarakat setempat pun dapat mengembangkan bidang-bidang ekonomi yang dirasa menguntungkan dengan memanfaatkan panel surya. Begitu juga dengan kegiatan pelayanan publik pun dapat terselenggara dengan baik tanpa harus mengandalkan energi listrik dari bahan fosil. Selain itu, bisa juga menjadikan pelayanan publik tersebut sebagai percontohan untuk proyek pemerintah dalam hal pengembangan energi terbarukan.

3. Mencontoh sejarah baru energi terbarukan dari India

Penggunaan energi listirk dari tenaga surya tidak hanya mampu menurunkan harga untuk kebutuhan listirk, di sisi lain juga mampu meningkatkan citra positif sebuah negara terhadap pengembangan energi terbarukan. Seperti dilansir dari Institute for Essential Services Reform, untuk mengembangkan energi listrik tenaga surya, Indonesia hendaknya mencontoh India. Bisa dibilang India menjadi salah satu pelopor penggunaan energi panel surya selain Cina dan Amerika Serikat. Tahun 2017 lalu saja, ada sekitar 863,9 MW tambahan kapasitas pembangkit listrik surya atap. Dari jumlah tersebut, pembangkit listrik tenaga surya mampu mencapai 20 GW dan sekitar 1,7 GW-nya didapat dari listrik tenaga surya atap.

Keberhasilan India dalam menerapkan energi terbarukan ini patut diapresiasi. Hal ini juga dikarenakan adanya dukungan dari pemerintah. Kini, hampir bisa kita temui di 30 negara bagian di India masyarakatnya menggunakan listrik tenaga surya atap. Dengan kata lain, bisa dikatakan India menjadi barometer kesuksesan dan sebuah proyek percontohan penggunaan energi listrik tenaga surya. India mampu menciptakan sebuah sejarah baru dari penggunaan energi terbarukan, khususnya panel atap di negara berkembang.

4. Kendala yang dihadapi pengembangan energi terbarukan

Tentu dalam melaksanakan pengembangan energi terbarukkan tidaklah semudah yang dibayangkan meskipun memiliki manfaat yang cukup besar, baik dari segi kelestarian alam maupun dari segi finansial. Sebab, energi terbarukan yang dirasa lebih irit pengembangan ini memiliki kendala. Khususnya penerapannya di Indonesia. Hal tersebut sebenarnya bukanlah menjadikan hambatan, justru menjadi tantangan bagi pemerintah di masa mendatang dalam menyediakan energi terbarukan kepada masyarakat luas. Contohnya saja energi Panel Surya. Sebagian masyarakat menilai pengadaan energi ini akan memakan biaya yang cukup besar, baik di ranah eksplorasi, teknologi, serta pembangunannya. Sementara itu, para investor lebih cenderung menyukai pembangkit listrik tenaga uap berbasis bahan bakar batu bara. Di sini pemerintah seolah terjebak dalam sebuah dilema maupun pragmatisme dalam jangka pendek. Maka dari itu, perlu adanya usaha keras dari berbagai pihak, tidak hanya pemerintah, dalam meyakinkan para investor tersebut agar pengembangan energi terbarukan berjalan dengan baik khususnya dari segi pembiayaan.

Tantangan maupun kendala kedua yang dihadapi ialah mengenai kondisi geografis Indonesia sendiri. Memang, Indonesia diuntungkan dari segi kondisi geografis, akan tetapi di sisi lain kondisi geografis ini menjadi hambatan tersendiri. Khususnya bila pengembangannya berada di tempat-tempat yang sulit dijangkau, seperti di kawasan pegunungan. Pembangunan infrastruktur menjadi jalan keluarnya. Bila pembangunan infrastruktur berjalan dengan baik, maka pengembangan energi terbarukan juga akan berjalan dengan baik. Hal ini nampaknya menjadi peluang besar, sebab di beberapa daerah kini keberadaan infrastruktur khususnya jalan sudah bisa diakses.

Tidak hanya dari segi sarana, hal lainnya yang penting dipersiapkan dengan baik ialah mengenai pola pikir masyarakat. Hingga saat ini, minat masyarakat terhadap energi terbarukan bisa dibilang belum tinggi. Oleh karenanya, diperlukan edukasi kepada semua aspek dan lapisan masyarakat dalam mencetak sejarah baru energi terbarukan di masa mendatang. Harapannya, dengan adanya pola pikir masyarakat yang berbasis pada kelestarian alam, maka kehidupan pun akan berjalan dengan baik tanpa khawatir kekurangan energi. Sebab, energi terbarukan dapat diandalkan. Apakah sejarah baru energi terbarukan kembali membuahkan hasil? Jawabannya adalah bisa, dengan catatan perlu adanya dukungan dari pemerintah maupun pihak terkait dalam pelaksanaannya. Tidak ketinggalan regulasi yang jelas untuk mengatur penerapannya.

Written by Irfantoni Listiyawan | 01 Jul 2019