Rumah Hemat Energi, Ramah Lingkungan, dan Efisien

Selama ini, pencemaran lingkungan kerap dikaitkan dengan polusi udara dari tingginya tingkat penggunaan kendaraan bermotor, kilang minyak, atau limbah pabrik. Namun, sebetulnya ada penyebab lain yang bisa dikatakan “tersembunyi”, yaitu rumah sebagai tempat tinggal. Dilansir dari Beritagar.id, peneliti di University of Colorado Boulder mengatakan bahwa aktivitas rumah tangga seperti bersih-bersih dan memasak sebetulnya menghasilkan bahan kimia dalam jumlah cukup besar. Bahan kimia ini mudah menguap hingga akhirnya lepas ke atmosfer. Alhasil, tingkat kualitas udara di dalam rumah pun bisa saja setara dengan kota besar yang mengalami pencemaran.

Belum lagi jika tingkat penggunaan listrik di rumah juga cukup tinggi, yang secara tidak langsung meningkatkan ketergantungan terhadap batu bara. Pasalnya hingga saat ini batu bara masih menjadi sumber energi utama untuk pembangkit listrik di Indonesia. Itulah kenapa penting bagi Anda untuk membuat rumah hemat energi sejak awal. Dengan begitu, setidaknya Anda sudah membantu menjaga lingkungan.

1. Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan

Pemilihan material bangunan yang ramah lingkungan menjadi langkah pertama untuk membangun rumah hemat energi. Idealnya, mayoritas material yang digunakan adalah material yang merupakan hasil recycle atau nantinya bisa diperbarui kembali. Akan lebih baik apabila material tersebut menggunakan energi seminimal mungkin dalam proses manufakturnya. Apabila tidak memungkinkan, biasanya para arsitektur yang concern akan lingkungan akan fokus membeli material yang dijual lokal. Tujuannya untuk mengurangi bahan bakar yang digunakan dalam proses pengiriman. Sebagai alternatif, Anda juga bisa memilih kayu yang berasal dari hutan-hutan tertentu yang telah tersertifikasi. Penting juga untuk memastikan bahwa material bangunan yang Anda gunakan bukanlah produk sintetis dan tidak mengandung toxic atau kandungan berbahaya.

2. Efisiensi penggunaan space

Pembangunan rumah hemat energi tidak hanya tentang material ramah lingkungan. Masih banyak faktor yang perlu Anda perhatikan, salah satu yang tidak kalah penting adalah pemanfaatan space di area indoor rumah. Jangan hanya menciptakan area indoor dengan dekorasi yang terlihat estetik, tapi juga pertimbangkan aspek kesehatan lingkungannya. Setidaknya ada beberapa faktor yang perlu Anda perhatikan saat mendekorasi area indoor rumah, yaitu pengontrolan suhu, ventilasi yang maksimal, dan penggunaan material yang tidak mengeluarkan gas beracun. Di samping itu, Anda juga disarankan untuk meletakkan tanaman hijau di dalam rumah. Tidak hanya ramah lingkungan, menata space secara efisien dan tepat guna tentu juga akan berpengaruh baik terhadap kondisi mood Anda selama beraktivitas di dalam rumah.

3. Optimalkan penggunaan energi

Demi mewujudkan rumah hemat energi, Anda memang dianjurkan untuk menghemat penggunaan listrik. Misalnya dengan mencabut kabel charger ponsel saat sedang tidak menggunakannya atau mematikan lampu saat siang hari. Namun, demi memaksimalkan efisiensi penggunaan energi, mengapa tidak menerapkannya pula dalam pembangunan rumah? Banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya adalah dengan memasang fasad dua lapis. Apabila posisi rumah Anda menghadap ke arah timur atau barat, akan lebih baik apabila eksterior rumah Anda dipasangi panel tambahan atau secondary skin. Biasanya panel tambahan ini dipasang di depan jendela dengan kemiringan yang disesuaikan dengan arah masuk sinar matahari.

Jadi, ketika sinar matahari mencapai titik panasnya, sinar tersebut tidak akan langsung mengenai kaca sehingga tidak membuat Anda merasa terik. Di sisi lain, karena dipasang dengan posisi miring, sinar matahari masih bisa masuk ke area rumah sehingga Anda tidak perlu menyalakan lampu saat pagi hingga sore hari. Penggunaan energi listrik pun dapat diminimalisir.

4. Memasang atap dengan sistem Panel Surya 

Sebetulnya mengapa kita dianjurkan untuk menghemat penggunaan listrik? Seperti yang sudah disebutkan, saat ini listrik di Indonesia masih mengandalkan batu bara untuk memproduksi listrik. Padahal, batu bara merupakan salah satu jenis energi fosil, yang penggunaannya memiliki banyak dampak buruk terhadap lingkungan. Mulai dari pembentukan senyawa-senyawa yang tidak ramah lingkungan (CO2, SO2, dan NO2), degradasi tanah yang merugikan lingkungan, hingga polusi air. Kabar baiknya, saat ini sudah tersedia alternatif energi terbarukan yang bisa menjadi sumber listrik di rumah hemat energi Anda, yaitu panel surya. Anda bisa memasang panel surya di bagian atap rumah untuk memaksimalkan efisiensi energi. Jadi, bukannya menggunakan energi fosil sebagai sumber listrik, tapi Anda memanfaatkan sinar matahari. Melalui teknologi panel surya ini, sinar matahari akan dikonservasi menjadi energi listrik untuk digunakan pada berbagai alat elektronik di rumah.

Terlebih, saat ini kebanyakan sistem panel surya sudah menerapkan sistem on grid. Artinya, jika saat siang hari tidak ada orang yang menggunakan listrik panel surya, teknologi on grid akan mengirimkan listrik tersebut ke PLN melalui meter Exim (Expor-Impor) . Idealnya, listrik panel surya yang dikirim ke PLN akan dihargai sekitar 65% dari harga jual yang berlaku saat itu.

5. Memanfaatkan rooftop menjadi taman

Menanam aneka tumbuhan hijau merupakan cara ampuh untuk menciptakan rumah ramah lingkungan. Namun, apabila tidak memiliki lahan yang cukup untuk itu, Anda bisa coba membuat taman di area rooftop. Tentunya Anda tidak bisa sembarangan dalam melakukannya. Konsultasikan terlebih dulu dengan ahli atap rumah untuk memastikan bahwa atap rumah Anda cukup stabil dan tidak mengalami kebocoran apa pun. Jika kondisinya memungkinkan, Anda bisa langsung memilih tanaman untuk ditanam di taman rooftop rumah. Pastikan saja tanaman tersebut bisa tumbuh dengan baik di iklim dan cuaca tempat tinggal Anda. Jangan khawatir Anda akan dianggap aneh, membangun taman di rooftop justru bisa memberikan keunikan sendiri pada rumah hemat energi di samping membantu mengurangi polusi udara di lingkungan sekitar tempat tinggal.

6. Pengelolaan limbah

Rumah ramah lingkungan bukan hanya rumah hemat energi, tapi juga rumah yang memiliki sistem pengelolaan limbah dengan baik. Tanpa disadari, aktivitas sehari-hari di dalam rumah sebetulnya menghasilkan limbah yang, jika tidak diolah dengan baik, bisa mencemari lingkungan. Jangan langsung memikirkan sistem pengelolaan limbah yang begitu rumit. Menyediakan tempat pembuangan sampah yang cukup besar di depan rumah sebetulnya sudah menjadi cara pengelolaan limbah yang cukup baik, apalagi jika Anda membedakannya dalam jenis sampah organik dan non-organik. Jangan lupa meletakkan penutup di atas tempat sampah agar baunya tidak mengganggu kenyamanan Anda dan tetangga di lingkungan tempat tinggal. Sebagai tambahan, Anda juga disarankan untuk membuat biopori atau lubang resapan di halaman rumah untuk mengoptimalkan penyerapan air tanah. Jadi, ketika hujan deras, air bisa terserap ke dalam tanah dengan lebih cepat sehingga mencegah terjadinya banjir.

Mengingat kondisi bumi yang semakin mengkhawatirkan akibat global warming, sudah saatnya kita lebih proaktif dalam menjaga lingkungan. Mari mulai dari lingkungan tempat tinggal kita sendiri, yakni dengan menciptakan rumah hemat energi dan ramah lingkungan melalui cara-cara di atas.

Written by Biru Cahya Imanda | 01 Jul 2019