Perbedaan Pandangan Setiap Generasi Soal Penggunaan Energi

Jika berbicara soal penggunaan energi, banyak orang mengaitkannya pada generasi muda. Masing-masing generasi punya pandangan tersendiri soal pentingnya penggunaan energi bersih. Namun, bukan hanya generasi muda saja yang peduli akan energi bersih. Di sini, kita akan mengupas gaya hidup dan pandangan setiap generasi soal penggunaan energi. Berikut selengkapnya.

1. Baby boomers

Generasi baby boomers mencakup orang-orang yang lahir di tahun 1946-1964, yang artinya sudah memasuki usia pensiun. Lahir setelah era Perang Dunia II, generasi baby boomers dikenal sebagai generasi pekerja keras dan lebih condong pada hal-hal tradisional. Misalnya, pergi ke kantor cabang bank alih-alih menggunakan m-banking serta lebih mengandalkan uang tunai daripada menggunakan e-wallet. Berdasarkan studi dari BC Hydro, penggunaan energi di rumah milik generasi baby boomers dinilai 2x lebih besar dibandingkan penggunaan energi millennial yang tinggal di apartemen. Ini karena rata-rata baby boomers tinggal di rumah tapak yang besar, sehingga penggunaan energinya jelas lebih besar.

Meski begitu, survei Good Energy Report III mengungkapkan bahwa 56% kaum baby boomers sudah memilih perabotan rumah tangga yang lebih hemat energi. Selain itu, 74% dari baby boomers memilih untuk tidak menggunakan heater (pemanas ruangan) dan 58% baby boomers membatasi pemakaian AC di rumah. Walau baby boomers lebih menyukai pendekatan yang tradisional, mereka punya keinginan besar untuk menggunakan teknologi demi kualitas hidup yang lebih baik, terutama demi penggunaan energi yang lebih hemat. Tinggal bagaimana caranya generasi yang lebih muda memberikan pemahaman lebih kepada baby boomers.

2. Gen X

Gen X merupakan generasi yang lahir di tahun 1965-1980. Mereka memang bukan lagi masuk dalam usia produktif, namun banyak dari mereka yang masih aktif bekerja. Berbeda dengan baby boomers yang sepenuhnya lahir di era di mana teknologi belum banyak berkembang, Gen X menghabiskan masa kecil mereka dengan media tradisional (TV, majalah, radio) sementara di usia dewasa, mereka sudah lebih terbiasa dengan media modern seperti media sosial.

Bahkan, Gen X termasuk kelompok tech-savvy yang menghabiskan rata-rata 7 jam per hari di Facebook, lebih lama daripada generasi mana pun. Bagi Gen X tumbuh di era konsumtif (tahun 80-an), mereka lebih sadar akan gaya hidup yang lebih hemat karena tidak mau terjebak dalam utang. Karenanya, Gen X lebih reseptif terhadap upaya penggunaan energi yang lebih hemat demi menekan tagihan rumah. Terlebih lagi, mereka lebih dimudahkan dalam mencari solusi-solusi penggunaan energi yang lebih bersih lewat aktivitas mereka di media sosial.

3. Millennials

Kaum millennials yang selalu dibicarakan ini lahir pada tahun 1981-1996. Mereka berada di usia produktif dan sudah terbiasa dengan penggunaan teknologi di kehidupan sehari-hari. Sayangnya, sebagian besar kaum millennial lebih memilih akses ketimbang kepemilikan karena mereka memiliki utang dan tanggungan, serta gaya hidup yang lebih konsumtif. Alhasil, generasi millennial punya kecenderungan untuk memilih produk atau jasa berkualitas tanpa mementingkan harga maupun penggunaan energinya. Jika berbicara soal teknologi, perangkat digital terbaru memang terbukti lebih hemat energi. Namun, keinginan millennial untuk hidup lebih praktis dengan teknologi juga menjadikan penggunaan energi di rumah lebih besar dari semestinya.

Bisa dilihat dari pemakaian teknologi IoT (Internet of Things) untuk hal-hal sepele yang sebenarnya bisa dilakukan sendiri. Terlepas dari hal tersebut, generasi millennial menjadi generasi yang peduli akan lingkungan dan aktif menyebarkan awareness soal global warming serta climate change. Bahkan, generasi millennial dinilai 2x lipat lebih condong pada penggunaan panel surya dibanding generasi-generasi terdahulu.

4. Gen Z

Gen Z adalah generasi termuda sekarang ini, lahir di tahun 1997-2015. Artinya, sebagian besar dari mereka masih duduk di bangku sekolah sementara sisanya baru memasuki dunia kerja. Karena usia yang masih muda, penggunaan energi dari Gen Z masih bergantung pada orang tua mereka, yang kemungkinan besar masuk dalam generasi millennial atau Gen X.

Gen Z menghabiskan waktu mereka menggunakan teknologi digital, terlebih di era pandemi seperti sekarang ini. Semasa hidup mereka, Gen Z sudah dikelilingi oleh akses teknologi digital. Perihal penggunaan energi Gen Z, belum banyak informasi yang bisa ditelaah. Akan tetapi, sinyal-sinyal positif sudah terlihat, salah satunya soal bagaimana banyak advokat global warming dan climate change dari Gen Z yang menyuarakan pandangan mereka. Salah satu contohnya adalah Greta Thunberg.

Kita bisa mengambil kesimpulan bahwa pada dasarnya setiap generasi punya keinginan untuk mengadopsi gaya hidup dengan penggunaan energi bersih. Perbedaannya hanya pada motivasi mereka untuk lebih peduli terhadap penggunaan energi. Terlepas dari generasi mana Anda bernaung, mari beralih ke penggunaan energi yang lebih cerdas dengan memasang panel surya dari SolarKita.

Written by Nonny Anasih | 06 Feb 2024