Perbedaan Climate Change dan Global Warming

Ada dua istilah yang tidak bisa lepas jika kita berbicara tentang perubahan yang terjadi di planet Bumi tempat kita tinggal, yakni climate change (perubahan iklim) dan global warming (pemanasan global). Sebagian dari Anda mungkin menganggap bahwa climate change dan global warming adalah hal yang mirip bahkan sama. Padahal, tentu saja kedua istilah ini memiliki arti yang berbeda. Sebelum membahas lebih jauh tentang climate change dan global warming, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu apa perbedaan kedua hal ini.

Global warming

Pemanasan global mengacu pada kenaikan suhu global yang stabil dan konsisten. Oleh karena itu, global warming atau pemanasan global memiliki arti yang mengacu pada peningkatan suhu yang disebabkan oleh aktivitas manusia selama 100 hingga 150 tahun terakhir. Peningkatan ini disebabkan oleh berlebihnya emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida, dinitrogen oksida, metana, ozon, dan uap air di atmosfer bumi. Selain itu, peningkatan suhu juga terjadi akibat pembakaran bahan bakar fosil sejak revolusi industri.

Karena tingkat emisi yang terperangkap di atmosfer bumi terus meningkat, suhu global juga ikut meningkat. Penahanan energi radiasi di atmosfer inilah yang berdampak pada perubahan iklim seperti suhu, angin, dan hujan yang lebih intens. Akibatnya, terjadi perubahan siklus air di muka bumi. Oleh sebab itu, pemanasan global dapat diartikan sebagai penyebab perubahan siklus yang akhirnya mengakibatkan perubahan iklim.

Climate change

Dalam buku berjudul Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia karya Edwin Aldrian, Mimin Karmini, dan Budiman, dijelaskan bahwa perubahan iklim (climate change) adalah pola dan intensitas unsur iklim yang berubah pada kurun waktu rata-rata 30 tahun. Climate change mencakup seluruh fluktuasi iklim jangka panjang. Sedangkan global warming mengacu pada peningkatan suhu permukaan rata-rata planet bumi. Intinya, secara singkat climate change merujuk pada perubahan cuaca seperti pola musim yang berubah atau meluasnya daerah rawan kekeringan.

Benarkah climate change hanya istilah pengganti global warming?

Masih banyak orang seperti Donald Trump yang menganggap bahwa climate change hanyalah istilah pengganti dari global warming. Mereka berpendapat bahwa para ilmuwan mengganti pembicaraan dari global warming menjadi climate change agar bisa mendapatkan perhatian publik. Hal ini tentu saja keliru. Pasalnya, global warming sampai saat ini pun masih terjadi. Suhu global terus meningkat, sehingga para ilmuwan menolak untuk mengabaikan isu global ini. Karena global warming terus berlangsung, maka climate change pun tidak terhentikan.

Global warming bukan satu-satunya penyebab climate change

Jika menurut Anda penyebab utama climate change hanyalah global warming, Anda cukup keliru. Asal muasal terjadinya climate change juga disebabkan oleh penumpukan energi gas rumah kaca (GRK) yang akhirnya menimbulkan radiasi yang terkumpul ke atmosfer bumi dan tertahan kemudian membentuk energi lain. Energi yang terbentuk dari energi radiasi yang tertahan di atmosfer di antaranya adalah:

  1. Energi panas yang meningkatkan suhu Bumi. Karena hal ini, es menjadi mencair dan permukaan air laut terus meningkat.
  2. Energi kinetik seperti puting beliung dan juga energi berat seperti hujan air dan badai es yang deras.

Hal yang bisa kita lakukan demi keberlangsungan Bumi

Jika hanya dilakukan oleh satu orang saja, mungkin masalah lingkungan seperti badai, kekeringan, banjir atau masalah lingkungan lain tidak bisa terselesaikan. Maka dari itu, kita tidak boleh berhenti membahas faktor penyebab climate change dan global warming. Setelah memahami perbedaan antara kedua istilah tersebut, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi tantangan dalam mengatasi masalah-masalah lingkungan hidup akibat global warming dan climate change. 

Mari kurangi ketergantungan Anda pada bahan bakar fosil. Dalam menjalani tahap ini, Anda bisa beralih ke sumber energi terbarukan seperti panel surya atau pembangkit listrik yang bersumber dari angin. Anda juga dapat mengakhiri deforestasi skala luas yakni penyumbang emisi CO2 global utama dan menggantinya dengan cara menanam pohon.

Pada akhirnya, segala sesuatu yang dapat mengurangi jumlah gas rumah kaca di atmosfer akan membantu memperlambat dan membalikkan global warming, serta mengurangi dampak climate change.Inilah saatnya Anda mengatasi permasalahan akibat global warming dan climate change dengan cara memasang panel surya di rumah Anda. Wujudkan lingkungan hidup yang lebih baik bersama SolarKita.

Written by Deslita Krissanta Sibuea | 03 Feb 2024