Mengenal Macam-macam, Penyebab, dan Upaya Mitigasi Kerusakan Iklim

Kerusakan iklim menjadi salah satu isu global yang mendesak dan menjadi perhatian utama di seluruh dunia. Perubahan iklim yang signifikan telah mengakibatkan dampak serius pada lingkungan, manusia, dan ekosistem di seluruh planet ini. Secara umum, perubahan iklim disebut sebagai fenomena pemanasan global, dimana terjadi peningkatan gas rumah kaca pada lapisan atmosfer dan berlangsung untuk jangka waktu tertentu. Penyebab perubahan iklim dan pemanasan global terdiri dari berbagai faktor yang berbeda serta menimbulkan dampak bagi kehidupan manusia.

Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengungkapkan bahwa perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang mengubah variabilitas iklim alami dan komposisi atmosfer global dalam periode waktu yang dapat dibandingkan. Komposisi atmosfer global melibatkan sejumlah bahan kimia, termasuk gas rumah kaca (GRK), seperti nitrogen, karbon dioksida, metana, dan lain-lain.
Fungsi utama GRK adalah menjaga suhu bumi agar tetap stabil. Namun, peningkatan konsentrasi GRK telah menyebabkan lapisan atmosfer menjadi lebih tebal. Akibatnya, sejumlah panas yang seharusnya dipancarkan ke luar angkasa terperangkap di atmosfer dan menyebabkan pemanasan global.

Iklim berubah secara terus menerus karena interaksi antara komponen-komponennya dan faktor eksternal seperti erupsi vulkanik, variasi sinar matahari, dan faktor-faktor disebabkan oleh kegiatan manusia seperti misalnya perubahan pengunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil. Dalam artikel ini, kami akan menjelajahi macam-macam kerusakan iklim, penyebab utamanya, serta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.

1. Macam-macam Kerusakan Iklim

- Pemanasan Global

Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi yang terjadi akibat peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Hal ini menyebabkan perubahan iklim drastis, seperti peningkatan suhu, naiknya permukaan air laut, dan perubahan pola cuaca yang ekstrem. Pemanasan global merupakan salah satu dampak yang paling jelas dari kerusakan iklim.

Suhu rata-rata bumi telah meningkat secara signifikan selama beberapa dekade terakhir. Perubahan ini menyebabkan pencairan es kutub, termasuk gletser dan lapisan es Greenland dan Antartika, yang berkontribusi pada kenaikan permukaan air laut. Peningkatan suhu juga mempengaruhi ekosistem laut, memicu pemutihan karang yang luas, dan mengganggu kehidupan laut yang sensitif terhadap perubahan suhu.

- Perubahan Pola Cuaca Ekstrem

Kerusakan iklim juga terlihat dalam bentuk perubahan pola cuaca ekstrem, seperti badai yang lebih kuat dan sering, banjir, kekeringan, dan gelombang panas yang ekstrem. Hal ini dapat menyebabkan kerugian materi dan nyawa manusia, merusak infrastruktur, serta mengganggu produksi pangan dan kehidupan sehari-hari. Selain itu, Kerusakan iklim juga menyebabkan peningkatan dalam intensitas dan frekuensi peristiwa cuaca ekstrem seperti badai tropis yang lebih kuat, banjir, kekeringan, dan gelombang panas yang ekstrem.

- Pencairan Es dan Kenaikan Permukaan Air Laut

Peningkatan suhu global telah menyebabkan pencairan es di kutub, seperti Greenland dan Antartika, serta gletser di pegunungan. Hal ini berkontribusi pada kenaikan permukaan air laut, yang berdampak buruk pada pulau-pulau kecil dan daerah pesisir yang terancam tenggelam.

- Kehilangan Keanekaragaman Hayati

Perubahan iklim juga berdampak pada keanekaragaman hayati. Pemanasan global dapat mengganggu ekosistem alami, menyebabkan kepunahan spesies, dan merusak habitat alami bagi hewan dan tumbuhan. Ini dapat mengganggu rantai makanan dan keseimbangan ekosistem secara keseluruhan. Kerusakan iklim berdampak serius pada keanekaragaman hayati di seluruh dunia. Perubahan suhu dan pola curah hujan menggeser habitat alami, mempengaruhi siklus hidup dan migrasi spesies, dan menyebabkan kepunahan spesies yang rentan.

Kehilangan keanekaragaman hayati tentu dapat mengancam stabilitas ekosistem dan menyebabkan ketidakseimbangan ekologi yang dapat mempengaruhi manusia secara langsung, misalnya melalui gangguan pada polinasi tanaman atau penurunan produktivitas pertanian.

2. Faktor Penyebab Kerusakan Iklim

- Emisi Gas Rumah Kaca

Salah satu penyebab utama kerusakan iklim adalah emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2) dari pembakaran bahan bakar fosil, metana (CH4) dari limbah organik dan industri, dan nitrogen oksida (NOx) dari aktivitas manusia. Emisi gas ini menciptakan efek rumah kaca yang menjebak panas di atmosfer dan menyebabkan pemanasan global.

- Deforestasi dan Perubahan Lahan

Penebangan hutan yang masif dan perubahan penggunaan lahan menjadi pertanian atau perkotaan juga berkontribusi pada kerusakan iklim. Hutan berfungsi sebagai penyerap karbon alami, dan kehilangan hutan menyebabkan peningkatan emisi CO2 serta kehilangan habitat bagi banyak spesies.

- Penggunaan Energi Fosil

Ketergantungan terhadap energi fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, juga menjadi faktor penyebab kerusakan iklim. Penggunaan energi fosil dalam industri, transportasi, dan sektor lainnya menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan. Oleh karena itu, transisi menuju sumber energi terbarukan yang lebih bersih dan ramah lingkungan sangat penting dalam upaya mengurangi kerusakan iklim.

- Pertanian Intensif dan Pemakaian Pupuk

Pertanian intensif, termasuk penggunaan pupuk kimia, dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca, seperti nitrogen oksida. Selain itu, praktik pengelolaan lahan pertanian yang tidak berkelanjutan, seperti deforestasi untuk membuka lahan pertanian baru, juga berkontribusi pada kerusakan iklim. Peningkatan efisiensi pertanian dan penggunaan teknik pertanian berkelanjutan dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap iklim.

3. Upaya Mitigasi dalam Penanganan Kerusakan Iklim

- Transisi ke Energi Terbarukan

Salah satu langkah penting dalam penanganan kerusakan iklim adalah mempercepat transisi dari sumber energi fosil menuju sumber energi terbarukan, seperti energi surya, angin, dan hidro. Investasi dalam infrastruktur energi terbarukan, pengembangan teknologi terbarukan, dan kebijakan yang mendorong penggunaan energi terbarukan akan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.

- Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca

Upaya untuk penanganan kerusakan iklim adalah dengan mengurangi emisi gas rumah kaca harus dilakukan di berbagai sektor, termasuk industri, transportasi, pertanian, dan sektor perumahan. Ini dapat dicapai melalui penggunaan teknologi yang lebih efisien, pengurangan limbah, pengembangan transportasi berkelanjutan, dan praktik pertanian yang berkelanjutan.

- Pelestarian Hutan dan Restorasi Lahan

Upaya pelestarian hutan dan restorasi lahan yang rusak sangat penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Mempertahankan hutan alami dan menghentikan deforestasi, serta melakukan restorasi lahan gambut dan lahan basah, dapat membantu menyerap karbon dan mempertahankan keanekaragaman hayati.

- Kesadaran dan Tindakan Individu

Kesadaran akan pentingnya perlindungan lingkungan dan penanganan kerusakan iklim perlu ditingkatkan di kalangan individu. Tindakan sederhana seperti mengurangi penggunaan energi, mendukung produk ramah lingkungan, mengurangi pemborosan, dan mendaur ulang dapat berkontribusi dalam mengurangi jejak karbon individu.

- Kerjasama Internasional

Penanganan kerusakan iklim membutuhkan kerjasama internasional yang kuat. Negara-negara perlu bekerja sama untuk mengadopsi kebijakan iklim yang ambisius, mencapai target pengurangan emisi yang ditetapkan dalam perjanjian iklim global.

Written by Amadea Hasmirna | 24 Mar 2024