Mengenal Green Jobs, Pekerjaan Menjanjikan Masa Depan

Penelitian yang dilakukan oleh sebuah lembaga yang fokus pada bidang penelitian kelautan dan atmosfer Amerika Serikat (NOAA) mengatakan bahwa suhu bumi telah mengalami kenaikan sebesar 0,8 derajat celcius selama 100 tahun terakhir. Berbagai ilmuwan juga menegaskan bahwa kenaikan suhu global dengan pemanasan sekitar 1 derajat dapat berdampak besar pada Bumi. Dampak dari menaiknya suhu bumi semakin panas ini adalah gelombang panas dramatis yang melanda Negara India dan Pakistan.

Melihat berbagai situasi pemanasan global yang berdampak pada banyaknya efek negatif yang terjadi di bumi kita, hal ini kemudian memunculkan suatu inovasi dan upaya dalam meminimalisir serta mengurangi efek rumah kaca yang terjadi. Beberapa gerakan-gerakan yang dilakukan di dunia maupun di Indonesia sendiri ini salah satunya adalah melalui green jobs. Green jobs atau pekerjaan hijau merupakan pekerjaan sektor baru yang mengusung ide pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan kelestarian lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan.

Penjelasan Mengenai Green Jobs

Green Jobs Snediri memiliki tujuan untuk melestarikan lingkungan hidup melalui pengurangan dampak negatif yang diakibatkan oleh aktivitas ekonomi. Menurut Laporan Kesenjangan Emisi yang diterbitkan oleh Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2019, emisi gas rumah kaca global harus dikurangi sebesar 7,6 persen tahun antara 2020 dan 2030 untuk mencapai target.

Angka tersebut tentu sesuai dengan Perjanjian Paris (Paris Agreement) yang dibuat dan diikuti oleh sebagian besar negara di dunia untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5° C atau 2,7 persen per tahun. Bahkan, meskipun komitmen dalam Perjanjian Paris tersebut dipenuhi, dalam laporan tersebut menyebutkan bahwa suhu bumi akan tetap naik sebesar 3,2 °C pada akhir abad ini. Dampaknya, dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas fenomena iklim ini tentu akan menghancurkan planet ini dalam beberapa tahun terakhir.

Melihat kondisi ini, sebagai manusia yang masih peduli pada lingkungan dan kelestarian alam, tentu kita harus mempercepat transisi menuju ekonomi tanpa karbon yang ramah lingkungan. Transisi seperti itu tidak hanya berpotensi menghentikan perubahan iklim, tetapi juga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan kelestatian alam secara nyata. Melalui Green Jobs ini, Perkembangan rkonomi sirkular yang mengedepankan konsep reusing (penggunaan kembali), repairing (perbaikan), dan recycling (daur ulang) merupakan hal yang wajib dilakukan. Hal ini tentu juga sebagai upaya dalam peningkatan produksi dan konsumsi berkelanjutan yang secara langsung dapat  menciptakan lapangan kerja ramah lingkungan.

Dikutip dari iberdrola.com, Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) mengatakan bahwa definisi green jobs sebagai posisi di bidang pertanian, manufaktur, R&D, administrasi, dan kegiatan layanan merupakan program yang bertujuan untuk secara substansial melestarikan atau memulihkan kualitas lingkungan. Dengan kata lain, pekerjaan lingkungan adalah pekerjaan yang ditujukan untuk melindungi dan mempromosikan lingkungan. Dalam skala yang lebih luas, manfaat dari green jobs (pekerjaan hijau) ini adalah pengaruhnya terhadap ekonomi global. Perubahan dalam produksi dan penggunaan energi untuk mencapai target 2 °C dapat menyerap tenaga kerja sebesar 18 juta pekerjaan di ekonomi dunia.

Kebijakan Pemerintah Sebagai Upaya Dukungan Terhadap Green Jobs

Di Indonesia, perkembangan green jobs atau pekerjaan hijau dapat dilihat dengan implementasi ekonomi hijau yang dilakukan oleh pemerintah. Sebagai salah satu upaya pembangunan rendah karbon, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020—2024, pembangunan rendah karbon menjadi salah satu prioritas nasional. Hal ini tentu merupakan kabar baik bagi masyarakat untuk dapat berperan aktif dalam pengembangan green jobs sebagai upaya peningkatan ekonomi sekaligus menjaga ekosistem dan kelestarian lingkungan.

Dalam prakteknya, berbagai instansi lembaga negara juga memberikan dukungan dalam pengembangan ekonomi hijau green jobs ini. Salah kebijakan tersebut muncul dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menerapkan Taksonomi Hijau untuk mendorong pengembangan ekonomi hijau yang inklusif dan berkelanjutan. Selain itu, Pemerintah juga mendorong investasi hijau (green investment) yang telah diatur melalui UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal Asing dan Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2012 tentang Rencana Umum Penanaman Modal.

Indonesia juga telah berkomitmen dalam mengurangi emisi gas rumah kaca 26 hingga 41 persen pada tahun 2020 melalui program Business As Usual yang diluncurkan pada tahun 2005. Dengan komitmen tersebut, Indonesia telah berkomitmen dalam mengutamakan pembangunan yang keberlanjutan serta memicu peralihan dalam pasar tenaga kerja di Indonesia. Indonesia juga menunjukkan dukungan terhadap Green Jobs dalam forum ASEAN Labor Ministers Meeting (ALMM) yang mengangkat tema Promoting Green Jobs for Equity and Inclusive Growth of ASEAN Community pada Desember tahun 2018.

Dalam beberapa upaya dukungan tersebut, Badan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah melakukan perhitungan bahwa melalui skenario green jobs net zero emission, Indonesia berpotensi memiliki 1,2 juta pekerjaan hijau pada 2020. Angka ini akan terus bertambah hingga mencapai 3 juta lapangan pekerjaan pada 2060. Hal ini juga senada seperti yang diungkapkan oleh Menteri Ketenagakerjaan pada Kabinet Kerja. Dikutip dari The Jakarta Post, Hanif Dhakiri  mengatakan dalam forum bahwa kampanye pekerjaan yang ramah lingkunganakan sesuai dengan revolusi industri 4.0, di mana pekerjaan tidak hanya berdampak pada kesejahteraan, tetapi juga memastikan pelestarian lingkungan di masa mendatang.

Peluang Green Jobs di Indonesia

Dengan peluang yang sangat besar pada sektor green jobs ini, sektor baru ini tentu dapat menjadi alternatif pekerjaan hijau baru bagi para milenial di tengah sulitnya mencari pekerjaan pasca pandemic covid-19 ini. Secara potensi, Peningkatan pekerjaan hijau green jobs ini akan berdampak positif pada kualitas lingkungan, ketersediaan sumber daya alam, dan pertumbuhan ekonomi. Meskipun begitu, pengembangan pekerjaan hijau perlu dikelola dengan baik agar tidak menempatkan Indonesia pada risiko pengangguran massal.

Jika melihat potensi yang ada di Indonesia, potensi pengembangan green jobs melalui sektor Energi Baru Terbarukan dapat dilakukan melalui pengembangan serta pemanfaatan energi surya. Selain dimiliki lebih dari 3.600 GW yang dapat dikembangkan melalui pembangkit listrik tenaga Surya, Indonesia memiliki potensi sebesar 7 – 10 kali lipat lapangan pekerjaan yang lebih besar dibandingan dengan investasi konvensional. Target bauran energi PLTS Atap yang ditargetkan dapat mencapai 4.680.000 kWp, hal ini berarti bahwa Indonesia memiliki potensi pekerjaan baru Green Jobs sebesar 24 lowongan kerja di masa depan. Dengan rincian 1 MWp dapat menciptakan 30 tenaga kerja baru.

Ditengah krisis iklim dan tren transisi energi, Pekerjaan sektor lingkungan hijau atau Green Jobs merupakan suatu keniscayaan yang susah untuk diciptakan. Namun dengan upaya pengembangan green skill  serta peningkatan pengetahuan sesuai prinsip keberlanjutan lingkungan, bukan hal yang susah untuk dapat mewujudkan cita-cita penciptaan pekerjaan hijau di Indonesia dapat terlaksana. Dalam sebuah penelitian, mengutip dari Greenpeaceid, Linkedin mencatat bahwa lowongan pekerjaan yang tumbuh dengan pengetahuan dan green skill yang baik dapat tumbuh sebesar 8 % per tahun.

Sektor Green skill tersebut diantara lain adalah fasyen berkelanjutan, Daur ulang, Ilmu keselamatan dan kesehatan kerja, Pengetahuan iklim serta sistem tenaga surya. Hal ini tentu membutuhkan upaya serta dorongan dari berbagai sektor dalam mewujudkan Indonesia hijau. Dukungan pemerintah melalui kebijakan kebijakan yang dapat mendorong pendidikan green skill merupakan upaya yang sangat tepat untuk dilakukan. Selain itu, peran serta masyarakat dalam memperluas pengetahuan serta kemampuan dalam pengembangan green skill ini juga sangat dibutuhkan untuk dapat mencapai tujaun bersama tersebut.

Written by Irfantoni Listiyawan | 06 Mar 2024