Mengapa Listrik Tenaga Surya Cocok Diimplementasikan di Indonesia?

Listrik tenaga surya saat ini menjadi tren di dunia, khususnya di negara maju untuk kegiatan sehari-hari maupun industri. Ada banyak keunggulan dari listrik tenaga surya ini, mulai dari sumber yang mudah didapat hingga menekan biaya operasional. Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang besar dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga surya. Lalu, apa alasan listrik tenaga surya sangat cocok diimplementasikan di Indonesia? Berikut ulasannya.

1. Mengenal jenis bahan listrik tenaga surya

Bahan panel untuk menghasilkan listrik tenaga surya ada beberapa jenis. Di dunia internasional sendiri dikenal ada tiga jenis bahan yang paling sering digunakan. Bahan tersebut di antaranya monokristalin, polikristalin, dan amorphous. Jenis monokristalin memiliki keunggulan efisiensi perubahan daya yang sangat baik. Begitu juga dengan daya tahannya dan dari segi pembiayaan yang dinilai baik untuk penggunaan listrik sehari-hari. Bahan berikutnya adalah polikristalin yang dilihat dari segi efisiensi perubahan daya dan daya tahan yang baik. Dari segi pembiayaan pun cukup baik dan untuk jenis bahan ini sangat cocok untuk diproduksi massal di masa mendatang. Selanjutnya adalah amorphous yang dari segi keunggulan tidak jauh berbeda dari kedua jenis sebelumnya. Jenis panel surya ini akan bekerja dengan baik dalam pencahayaan fluorescent. Penggunaannya cocok untuk listrik tenaga surya sehari-hari dan perangkat komersial.

Selain ketiga jenis di atas, ada pula yang berbahan compound. Namun, untuk bahan jenis ini memiliki kelemahan, yakni cenderung berat dan rapuh. Biasanya penggunaannya untuk pemakaian di luar angkasa, sehingga kurang cocok bila digunakan sebagai panel penghasil listrik tenaga surya untuk kegiatan sehari-hari. Sementara untuk jenis bahan monokristalin dan polikristalin banyak digunakan oleh masyarakat. Keduanya cocok digunakan untuk wilayah beriklim tropis seperti Indonesia.

2. Mengapa cocok di Indonesia?

Seiring bergulirnya isu pemanasan global dan hemat energi, sudah saatnya bagi Indonesia untuk menerapkan penggunaan panel surya untuk menghasilkan listrik tenaga surya. Sebenarnya ada beberapa alasan utama mengapa penggunaannya sangat cocok diterapkan di tanah air. Berikut di antaranya yang perlu untuk Anda simak.

3. Kondisi iklim yang mendukung

Sumber energi utama dari listrik tenaga surya adalah matahari. Sebagai negara yang berada di kawasan tropis dan berada di garis khatulistiwa, tentu hal ini sangat menguntungkan bagi Indonesia. Dengan adanya sinar matahari yang bersinar sepanjang tahun, tenaga yang dihasilkan dari listrik tenaga surya adalah 4.8 KWh/m2. Jumlah ini setara dengan 112.000GWp. Di Indonesia sendiri, kawasan yang berpotensi untuk dijadikan tempat penghasil listrik tenaga surya adalah wilayah Indonesia timur. Contohnya saja, melansir dari Detik.com, beberapa penelitian menyebutkan jika seluruh wilayah NTT berpotensi untuk mendukung operasional listrik tenaga surya dan energi terbarukan. Begitu juga dengan kawasan lainnya seperti Papua, Maluku, dan sebagian Sulawesi dengan intensitas penyinaran matahari 4,5-5,58 jam. Tidak ketinggalan kawasan Indonesia Barat dan Tengah yang tingkat intensitas penyinarannya mencapai 3,9-4,5 jam per hari, memungkinkan penggunaan panel surya secara optimal.

4. Menghemat pembiayaan

Seperti kita ketahui, dalam kurun waktu tertentu, tarif listrik konvensional cenderung mengalami kenaikan. Penyebabnya dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kenaikan harga bahan bakar utama. Kenaikan ini akan berdampak pada tingkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, baik secara langsung dan tidak langsung. Alternatifnya adalah dengan menggunakan sumber energi listrik tenaga surya. Memang, pemasangan instalasinya sedikit relatif lebih mahal di awal. Namun, dari segi penggunaan sangat cocok karena tidak menggunakan bahan bakar secara konvensional. Sebab, sumber energi utamanya adalah matahari yang bisa didapatkan secara gratis. Jika hal ini diterapkan di berbagai instansi, perindustrian, hingga rumah tangga, maka dapat menghemat pengeluaran dan bisa Anda alokasikan untuk keperluan lainnya.

5. Ramah lingkungan

Listrik yang dihasilkan dari bahan bakar fosil seperti batu bara tentu akan menyebabkan polusi. Jika dibiarkan terlalu lama dan tidak ditangani dengan baik, polusi dapat berdampak pada kesehatan masyarakat. Bahkan dampak terburuknya dapat menyebabkan kematian. Hal ini akan berbeda jika Anda menggunakan panel surya sebagai sumber energi listrik tenaga surya. Tidak ada polusi yang dihasilkan dari penggunaan peranti ini sehingga lebih ramah lingkungan. Bahkan International Energy Agency (IEA) menyebutkan jika panel surya mampu mengurangi kadar CO2 di bumi hingga sebesar 20% dari total keseluruhan. Alhasil, penggunaannya lebih aman dan nyaman untuk keperluan sehari-hari dan juga untuk industri yang lebih baik.

6. Umur panel surya yang panjang dan perawatan mudah

Alasan lainnya mengapa listrik tenaga surya sangat cocok digunakan di Indonesia adalah perawatan yang mudah dan umur komponen yang panjang. Sistem panel surya dapat digunakan hingga 25 tahun dan cukup dilakukan perawatan sebanyak enam bulan sekali. Perawatan akan fokus pada pembersihan panel dan pengecekan inverter, dudukan panel, kabel, dan komponen lainnya untuk memastikan sistem berjalan dengan optimal.

7. Menjangkau kawasan terpencil

Keberadaan pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia memang masih terbatas. Namun, bukan berarti hal ini menjadi kendala. Saat ini setidaknya ada dua pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Indonesia, yaitu di Karangasem dan Bangli di Provinsi Bali. Masing-masing pembangkit tersebut memiliki kapasitas hanya 1 MW. Meski begitu, keduanya sudah memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi masyarakat sekitar. Selain di Bali, pembangkit listrik tenaga surya juga dibangun di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, hingga Maluku. Masing-masing memiliki daya yang berbeda dan disesuaikan dengan kebutuhan. Adanya pembangkit listrik tenaga surya ini diharapkan mampu menjadi sumber energi untuk kebutuhan listrik di daerah terpencil, sehingga semua masyarakat dapat menikmati listrik untuk mendukung kepentingan sehari-hari seperti kegiatan ekonomi dan sebagainya.

8. Dapat mengurangi ketergantungan pada PLN

Selama ini, seluruh pasokan energi listrik rumah tangga di Indonesia berasal dari PLN. Data dari PLN pada tahun 2016 lalu menyebutkan bahwa pengguna listrik rumah tangga hampir mencapai separuh dari jumlah keseluruhan pelanggan, yakni 88.7 ribu Gigawatt, disusul untuk kebutuhan industri sebesar 64.1 ribu Gigawatt, kemudian untuk kepentingan bisnis sebanyak 37 ribu Gigawatt, dan lain-lain sebesar 13.1 ribu Gigawatt.

Melihat data di atas, rumah tangga menjadi faktor utama penggunaan listrik konvensional. Bahkan hingga September 2018 lalu saja misalnya, konsumsi listrik dari PLN naik hingga 4.8%. Jika Anda terus-menerus menggantungkan energi listrik konvensional, bukan tidak mungkin biaya yang akan ditanggung semakin bertambah. Keunggulan menggunakan listrik tenaga surya di Indonesia dapat menekan dan mengurangi ketergantungan Anda terhadap listrik konvensional secara perlahan. Selain itu, jika Anda menggunakan panel surya bersistem on grid, listrik yang diproduksi dapat Anda konsumsi langsung untuk kebutuhan Anda atau Anda jual kepada PLN. Pada malam hari ketika listrik tenaga surya ini tidak bekerja, Anda dapat tetap membeli listrik secara normal kepada PLN.

Itulah beberapa alasan mengapa listrik tenaga surya cocok diimplementasikan di Indonesia. Dengan listrik tenaga surya, Indonesia bisa menjadi negara yang lebih mandiri karena pasokan listrik tidak harus melulu bergantung pada PLN. Tentunya implementasi ini juga lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi seperti listrik dari energi fosil.

Written by Irfantoni Listiyawan | 10 Jun 2019