7 Jenis Panel Surya Sejak Generasi Pertama Hingga yang Terbaru

Tahukah Anda bahwa kebutuhan energi dunia selama satu tahun dapat dipenuhi oleh tenaga pembangkit matahari hanya dalam satu menit? Faktanya, dalam waktu 24 jam, matahari mampu menghasilkan lebih banyak energi daripada yang dikonsumsi seluruh manusia di Bumi selama 27 tahun. Dengan begitu, tidak mengherankan kalau ada beragam jenis panel surya yang sudah ada sejak dulu hingga sekarang yang dipakai sebagai energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. Lalu, jenis manakah yang cocok untuk kehidupan Anda? Simak dulu karakteristik masing-masing jenis panel surya berikut ini.

1. Monocrystalline

Jenis panel surya generasi pertama adalah monocrystalline silicon atau yang kerap disebut pula mono-si. Panel surya ini memakai satu sel surya crystalline murni yang memiliki efisiensi paling tinggi di kelasnya. Secara fisik, mono-si ini dapat diidentifikasi dari warna selnya yang hitam gelap dengan model terpotong pada setiap sudutnya. Berkat kemurnian silikon monokristalin, panel surya ini memiliki tingkat efisiensi tertinggi mencapai 20% ke atas. Panel monocrystalline pun punya output daya tinggi, tidak terlalu butuh banyak ruang, dan paling tahan lama dibanding jenis lainnya. Tentunya dengan kualitas terbaik, harga panel surya monocrystalline sedikit lebih mahal.

2. Polycrystalline

Terbuat dari bahan yang sama dengan monocrystalline, polycrystalline memiliki efektivitas yang lebih rendah serta bentuk yang agak berbeda. Jenis panel surya ini berbentuk persegi, sudutnya tidak terpotong, dan ada bintik-bintik biru di tampilannya. Proses pembuatannya berasal dari silikon mentah yang dilelehkan, sehingga lebih cepat dan murah daripada yang digunakan untuk monocrystalline. Dari segi harga, polycrystalline lebih murah dibandingkan monocrystalline. Namun, hal tersebut ikut berpengaruh dalam efisiensinya yang hanya 15%. Kalau soal kebutuhan ruang, keduanya sama. Begitupun dengan daya output yang dihasilkan. Perihal memilih yang terbaik, tentu bisa disesuaikan dengan budget dan kebutuhan Anda.

3. Thin film

Jenis thin film menggunakan material berlapis sebagai bahan penyusunnya. Panel ini termasuk generasi kedua, diluncurkan setelah monocrystalline dan polycrystalline. Pembuatan thin film dilakukan dengan menempatkan satu atau lebih film dari bahan fotovoltaik seperti kadmium, silikon, atau tembaga, ke atas substrat. Keunggulan panel surya ini adalah mudah diproduksi, harganya terjangkau, fleksibel, dan tidak mudah terpengaruh suhu tinggi. Namun, kekurangannya adalah tipe ini memakan banyak tempat, sehingga kurang cocok untuk rumah tangga. Garansi yang diberikan pun cenderung pendek.

4. Amorphous solar cell

Masih dari jenis panel surya generasi kedua, ada amorphous solar cell yang menggunakan teknologi tiga lapis. Teknologi ini termasuk yang terbaik dari jenis thin film karena ketebalannya hanya 1 mikrometer. Sama seperti thin film, amorphous solar cell pun memiliki harga terjangkau dan mudah diproduksi. Namun, bila dibandingkan dengan panel surya yang terbuat dari kristalin, tipe ini memiliki efisiensi hanya 7% saja.

5. Biohybrid solar cell

Biohybrid solar cell adalah panel surya generasi ketiga yang sampai saat ini masih terus dalam tahap penelitian dan pengembangan. Penemunya adalah tim ahli dari Vanderbilt University yang mempunyai ide untuk memanfaatkan fotosistem 1 dan meniru proses alami fotosintesis. Bahan panel surya yang digunakan dalam sel ini mirip dengan metode tradisional. Hanya saja, perbedaannya terletak pada penggabungan lapisan fotosistem 1 yang memungkinkan konversi energi kimia ke listrik hingga 1000 kali lebih efisien.

6. Cadmium telluride solar cell

Dari semua jenis panel surya, tipe ini menjadi satu-satunya teknik fotovoltaik yang menggunakan cadmium telluride. Bahan sel cadmium telluride memungkinkan produksi sel surya dengan biaya relatif rendah dan tidak membutuhkan banyak air untuk produksi. Sel surya dalam panel akan menjaga jejak karbon Anda serendah mungkin. Namun, kekurangannya adalah karakteristik cadmium telluride yang beracun, sehingga membawa risiko kesehatan bila terhirup atau tertelan.

7. Concentrated PV cell

Terakhir, ada concentrated PV cell dengan tingkat efisiensi mencapai 41% dan menjadi jenis panel surya dengan efisiensi tertinggi di antara lainnya.Tingkat efisiensi yang tinggi sangat dipengaruhi oleh permukaan cermin lengkung, lensa, dan sistem pendingin yang dipakai untuk menyatukan sinar matahari. Concentrated PV cell akan semakin efisien jika dipasangkan menghadap matahari langsung dalam sudut yang sempurna. Oleh karena itu, disematkan pula pelacak surya di dalam panel untuk terus mengikuti matahari.

Adanya berbagai jenis panel surya ditujukan untuk memberikan variasi pilihan panel surya kepada masyarakat. Namun, apabila Anda bingung menentukan pilihan terbaik, bisa diskusikan dulu dengan SolarKita. Tim SolarKita akan membantu mulai dari tahap konsultasi, survei lapangan, hingga instalasi dan perawatan panel surya atap di rumah Anda. 

Written by Heldania Ultri Lubis | 16 Feb 2024