- Our Contribution:
- {{ powerTotal }}
- CO2 Avoided {{ co2Total }} Kg = {{ trees }}
Inggris Segera Bebas dari Batubara: Pembangkit Listrik Terakhir Akan Ditutup Bulan Ini
Inggris terus memimpin dalam upaya transisi menuju energi bersih dengan rencana penutupan pembangkit listrik tenaga batubara terakhirnya pada bulan ini. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Inggris untuk menghentikan penggunaan batubara sebagai sumber energi listrik pada tahun 2024, dua tahun lebih awal dari target awal. Penutupan pembangkit listrik terakhir ini menandai akhir dari era batubara dan mengukuhkan Inggris sebagai salah satu negara pertama di dunia yang sepenuhnya meninggalkan batubara dalam pembangkitan listrik.
Sejarah Penggunaan Batubara di Inggris
Batubara telah menjadi tulang punggung pembangkitan listrik di Inggris selama lebih dari satu abad. Pada puncak revolusi industri, batubara digunakan secara luas sebagai sumber energi utama untuk pabrik, kereta api, dan pembangkit listrik. Namun, penggunaan batubara mulai menurun sejak akhir abad ke-20, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan yang ditimbulkannya, seperti polusi udara dan emisi gas rumah kaca.
Pada tahun 2012, lebih dari 40% listrik di Inggris masih dihasilkan dari batubara. Namun, berkat kebijakan pemerintah yang proaktif dalam mendorong penggunaan energi terbarukan dan gas alam, serta penerapan pajak karbon, penggunaan batubara terus menurun tajam hingga mencapai kurang dari 2% pada tahun 2023. Dengan penutupan pembangkit listrik terakhir bulan ini, Inggris akan menjadi negara Eropa terbesar yang sepenuhnya meninggalkan batubara sebagai sumber energi listrik.
Alasan di Balik Penutupan Pembangkit Listrik Batubara
Penutupan pembangkit listrik batubara terakhir di Inggris ini didorong oleh beberapa faktor utama:
- Komitmen untuk Mengurangi Emisi Karbon Inggris berkomitmen untuk mencapai net-zero emisi karbon pada tahun 2050. Batubara, yang merupakan salah satu sumber energi paling polutif, menyumbang sekitar 30% dari emisi karbon di sektor energi global. Dengan menghentikan penggunaan batubara, Inggris diharapkan dapat mengurangi emisi karbonnya secara signifikan dan memenuhi target-target internasional yang ditetapkan dalam Kesepakatan Paris.
- Transisi ke Energi Terbarukan Inggris telah menjadi pemimpin global dalam pengembangan energi terbarukan, terutama tenaga angin lepas pantai. Menurut laporan dari National Grid, lebih dari 40% listrik di Inggris kini dihasilkan dari energi terbarukan, seperti angin, matahari, dan biomassa. Dengan penutupan pembangkit listrik batubara terakhir, energi terbarukan akan mengambil peran yang semakin dominan dalam memenuhi kebutuhan listrik negara.
- Meningkatnya Kesadaran dan Dukungan Publik Dukungan publik terhadap transisi energi bersih semakin meningkat di Inggris. Survei yang dilakukan oleh UK Government's Department for Business, Energy & Industrial Strategy menunjukkan bahwa lebih dari 80% masyarakat Inggris mendukung penggunaan energi terbarukan. Tekanan dari masyarakat ini telah mendorong pemerintah dan perusahaan energi untuk mempercepat penutupan pembangkit listrik batubara.
- Keuntungan Ekonomi dari Energi Bersih Investasi dalam energi terbarukan, terutama tenaga angin dan matahari, telah terbukti lebih ekonomis dibandingkan dengan energi batubara. Menurut laporan dari Carbon Tracker, biaya produksi energi dari pembangkit listrik tenaga angin dan matahari telah menurun drastis dan sekarang lebih murah daripada biaya operasional pembangkit listrik batubara. Hal ini membuat transisi ke energi bersih tidak hanya lebih ramah lingkungan tetapi juga lebih menguntungkan secara ekonomi.
Dampak Penutupan Pembangkit Listrik Batubara Terakhir
Penutupan pembangkit listrik batubara terakhir di Inggris akan memiliki beberapa dampak positif:
- Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca Dengan menutup pembangkit listrik batubara terakhir, Inggris akan mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan, memperkuat posisinya sebagai pemimpin global dalam aksi iklim. Ini juga akan memberikan dampak positif bagi kualitas udara dan kesehatan masyarakat, mengurangi kasus penyakit pernapasan yang terkait dengan polusi udara.
- Mendorong Inovasi di Sektor Energi Terbarukan Penutupan ini akan memberikan dorongan lebih lanjut bagi inovasi di sektor energi terbarukan. Inggris, sebagai pemimpin dalam teknologi tenaga angin lepas pantai, akan terus menarik investasi di bidang energi bersih, menciptakan lapangan kerja hijau, dan memperkuat keamanan energi nasional melalui diversifikasi sumber energi.
- Mendorong Negara Lain untuk Mengikuti Jejak Inggris Keputusan Inggris untuk meninggalkan batubara sepenuhnya dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain yang masih bergantung pada batubara. Ini menunjukkan bahwa transisi ke energi bersih bukan hanya mungkin, tetapi juga menguntungkan secara ekonomi dan sosial.
- Tantangan dan Langkah Ke Depan Meskipun Inggris berhasil menutup pembangkit listrik batubara terakhirnya, masih ada tantangan yang harus dihadapi dalam memastikan transisi yang mulus menuju energi bersih sepenuhnya. Salah satu tantangan utama adalah kebutuhan untuk memperkuat jaringan listrik dan memastikan stabilitas pasokan energi saat ketergantungan pada energi terbarukan meningkat. Selain itu, pemerintah perlu memastikan bahwa pekerja di sektor batubara mendapatkan dukungan yang memadai, seperti pelatihan ulang dan penciptaan lapangan kerja baru di sektor energi bersih.
Penutupan pembangkit listrik batubara terakhir di Inggris merupakan langkah bersejarah menuju masa depan energi bersih. Keputusan ini menunjukkan komitmen Inggris untuk memimpin dalam aksi iklim global dan memberikan contoh bagi negara-negara lain. Dengan terus mengembangkan energi terbarukan dan mengatasi tantangan yang ada, Inggris dapat menjadi model bagi transisi energi berkelanjutan di seluruh dunia.
Sumber:
- National Grid: Energy Trends in the UK
- Carbon Tracker: The Financial Case for Coal Phase-out
- UK Government's Department for Business, Energy & Industrial Strategy
- The Guardian: Coal Power Phase-out in the UK
- International Energy Agency (IEA): Net Zero by 2050
Written by Dwita Rahayu Safitri | 01 Oct 2024