Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (GERILYA), Kabar Baik bagi PLTS Atap

Jumat, 13 Agustus 2022 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bersama Menteri Pendidikan, Kebudayanan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim telah meresmikan serta meluncurkan sebuah program baru guna membuat terobosan baru di bidang Energi Baru Terbarukan yaitu pemanfaatan energi matahari sebagai bentuk dorongan pengembangan PLTS Atap. Pengembangan  program baru tersebut bernama Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya, atau disingkat dengan GERILYA.

Program ini merupakan bagian dari implementasi metode pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka dari Kementrian Pendidikan, Kebudayanan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) yang dilakukan bersama dengan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Program ini merupakan program pengembangan energi surya sebagai bentuk dorongan yang ditujukan khusus kepada mahasiswa aktif jenjang sarjana (S-1) dan vokasi eksakta guna membantu mengoptimalkan penggunaaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.

Mengutip Kementrian Energi dan Sumber Daya Alam, GERILYA atau Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya dapat dipahami sebagai program untuk Studi Independen yang disiapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk diimplementasikan pada Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Gerakan Inisitif Listrik Tenaga Surya atau disingkat GERILYA ini merupakan program yang ditujukan bagi mahasiswa eksakta minimal semester-6 untuk mengikuti studi independen yang setara dengan 10-20 SKS

Sebagai upaya dalam mendorong percepatan penggunaan PLTS Atap di masyarakat, program ini juga ditargetkan untuk mencapai target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) 23% di tahun 2025. Dalam Peluncuran program tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan bahwa Program Gerilya ini diharapkan dapat melahirkan aktivis energi bersih dari generasi muda, yang ditujukan untuk mempercepat pemanfaatan PLTS Atap guna mendukung pencapain target bauran EBT sebesar 23% di tahun 2025.

Arifin juga mengungkapkan bahwa pelaksanaan program Gerilya merupakan salah satu bagian dari proses menuju transisi energi bersih dimana potensi PLTS sebagai bentuk inovasi baru dibidang Energi Baru Terbarukan memang memiliki peluang yang sangat besar untuk diimpelementasikan di Indonesia. Hal ini melihat bahwa potensi energi surya di Indonesia sendiri memiliki potensi sumber daya energi surya yang begitu melimpah. Dalam sektor energi surya, Indonesia memiliki potensi lebih dari 3.600 GW yang dapat dikembangkan melalui teknologi PLTS Atap.

Potensi energi surya ini tentu menjadi faktor yang sangat baik untuk mengembangkan potensi yang ada guna memenuhi kebutuhan listrik masa depan. Potensi itu sendiri tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yaitu Nusa Tenggara Timur 369,5 GWp, Riau dengan 290,41 GWp, dan Sumatra Selatan 285,18 GWp. Dari berbagai jenis Energi Baru Terbarukan ini, Pemanfaatan energi surya melalui PLTS Atap tentu akan menjadi angina segar untuk mendorong serta memiliki manfaat luar biasa untuk dimanfaatkan menjadi sumber energi yang luar biasa di masa depan. Hal ini karena potensinya paling besar dan harganya semakin murah. Selain itu, dukungan serta dorongan penuh ini merupakan kabar yang sangat baik untuk dikembangkan di Indonesia.

Apabila dilihat dari sisi ekonomi dan investasi masa depan, Pemerintah sendiri menilai bahwa upaya dorongan terhadap pengembangan PLTS Atap ini memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Hal ini terlihat dari biaya investasi untuk memiliki sebuah sistem PLTS Atap mengalami penurunan cukup signifikan dan memiliki daya saing investasi yang cukup kompetitif. Dalam kesempatan tersebut juga, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa di Indonesia, Perkembangan dan dorongan kepada PLTS terapung Cirata sendiri mencapat 145 Mega Watt (MW). Dimana PLTS ini merupakan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara, dengan harga jual listrik sekitar 5,8 sen dolar per kWh.

Mengenal Lebih dalam Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya

Dari data yang dirilis oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Saat ini, kapasitas dari pemanfaatan energi surya PLTS Atap terpasang hanya mencapai 31 MW dari total potensi sekitar 32 Giga Watt (GW). Hal ini mulai dari pengembangan di sektor Rumah Tangga, Bisnis, Industri, Sosial maupun di Gedung Pemerintah dan BUMN. Pemerintah melalui Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memang sedang menyempurnakan regulasi PLTS Atap agar lebih menarik dan diminati oleh masyarakat.

Dengan upaya dorongan melalui berbagai kebijakan dan di dukung dengan Program Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya ini, tentu sangat diharapkan bahwa pemanfaatan energi surya melalaui PLTS Atap dapat dipercepat. Selain itu, upaya dorongan untuk memanfaatkan potensi energi surya ini juga akan menumbuh kembangkan industri pendukung PLTS Atap di lingkup domestik. Di sektor lainnya, Pemanfaatan ini dalam jangka panjang juga dapat mendorong green product sektor jasa dan green industry untuk menghindari carbon border tax di tingkat global dan mengurangi emisi karbon sebesar 4,5 juta CO2.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim juga mengungkapkan bahwa inovasi di bidang penciptaan energi bersih menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Kolaborasi Kampus Merdeka dengan program Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya GERILYA ini tentu diharapkan mampu menghadirkan solusi penciptaan energi bersih untuk masyarakat dan berkontribusi dalam upaya memperlambat laju perubahan iklim.

Tujuan Program Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya

Tujuan dari Program Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya ini adalah pengembangan energi alternatif melalui PLTS Atap secara massif. Selain itu Pemanfaatan energi surya melalui PLTS Atap juga ditargetkan dapat melahirkan inovasi pendanaan-pendanaan baru dari berbagai sektor untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja PLTS atap yang ada di Indonesia, baik dari sektor perbankan, lembaga pembiayaan, lembaga kerja sama maupun dalam bentuk hibah bantuan untuk Indonesia yang lebih baik. Untuk itu, dibutuhkan peran aktif semua pihak, tak terkecuali mahasiswa dan generasi muda.

Dalam peluncuran program Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya tersebut, Nadiem Makarim juga menjelaskan bahwa Gerakan ini adalah salah satu kegiatan studi independen Kampus Merdeka yang ditujukan untuk melahirkan aktivis energi bersih dengan kecerdasan berinovasi. Menteri Nadiem optimistis bahwa mahasiswa peserta Program GERILYA akan berperan besar dalam melanjutkan misi pembangunan berkelanjutan untuk Indonesia maju dan bumi yang terlindungi.

Proses pencapaian target pengembangan dan praktik energi bersih di Indonesia ini tentunya tidak hanya kewajiban dari pemerintah, pihak swasta, atau lembaga yang memiliki kepentingan di bidang terkait. Tentu, pengembangan dan dalam proses berjalannya kebijakan melalui program Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya ini memerlukan juga keterlibatan anak muda di masa kini yang akan meneruskan pembangunan industrinya di waktu yang akan datang. Makna dari keterlibatan yang dimaksud salah satunya adalah pemahaman dari segi teknologi, prosedur serta praktik energi bersih seperti pembangkit listrik berbasis EBT dapat bekerja secara maksimal di Indonesia.

Secara sosial, tujuan dari program Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya ini adalah untuk melatih sumber daya manusia (SDM) yang memadai dan dapat memahami bagaimana pengaplikasian teknologi energi alternatif di tanah air. Selain itu, program Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya ini juga merupakan salah satu bentuk kolaborasi untuk mendorong tercapainya target emisi nol bersih Indonesia, dan dalam hal ini, peran serta anak muda sebagai penerus bangsa berperan sebagai aktor utamanya.

Written by Amadea Hasmirna | 12 Mar 2024