Fenomena Climate Change dan Global Warming, Apa Bedanya?

Climate change dan global warming adalah istilah yang sering digunakan secara bergantian, namun sebenarnya memiliki makna yang sedikit berbeda. Fenomena Climate change merupakan perubahan yang terjadi pada iklim di seluruh dunia yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Fenomena ini telah terjadi selama beberapa abad terakhir, namun mulai menjadi masalah yang serius pada abad ke-20. Saat ini, kita sedang mengalami pemanasan global yang cepat dan terus berlangsung yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca yang semakin hari semakin tinggi. Hal mendasar yang berubah adalah tingkat karbondioksida di atmosfer bumi, dimana atmoster tersebut perlahan-lahan mulai naik. Hal ini didukung oleh peningkatan emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan industri telah menyebabkan kenaikan suhu Bumi yang tajam.

Kenaikan suhu ini telah menyebabkan berbagai perubahan iklim yang merugikan bagi umat manusia. Seperti peningkatan frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem, kekeringan, banjir, angin topan serta terjadinya badai salju. Perubahan iklim juga menyebabkan pergeseran zona iklim, yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan dan hewan. Hal ini dapat menyebabkan kepunahan spesies dan mengganggu siklus hidup ekosistem. Hampir sama dengan Climate change, Fenomena Global warming merupakan peningkatan suhu rata-rata Bumi yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca yang tinggi.
Hal yang dapat dirasakan secara langsung dari pemanasan global adalah meningkatnya suhu yang ada di bumi. Fenomena ini tentu akan berakibat pada semakin panasnya cuaca yang terjadi di bumi. Perubahan cuaca secara mendadak juga merupakan dampak langsung yang muncul akibat dari pemanasan global yang terjadi.

Sebuah riset yang dilakukan oleh Profesor Petteri Taalas dari WMO mengatakan bahwa selama penghuni bumi terus mengeluarkan gas efek rumah kaca, suhu bumi akan terus meningkat. Dampaknya, lautan akan terus mengalami kenaikan suhu sehingga menjadi lebih hangat dan lebih asam. Es laut dan gletser akan terus mencair, serta permukaan laut akan terus naik dan cuaca akan menjadi lebih ekstrem. Dari temuan peneliti Badan Meteorologi Inggris, fenomena pemanasan global ini telah menyebabkan kemungkinan kenaikan rata-rata suhu tahunan bumi menjadi lebih dari 1,5 derajat Celsius selama lima tahun ke depan. Potensi ini tentu akan menyebabkan kenaikan suhu bumi semakin panas, yaitu sebesar 50 berbanding 50. Sementara itu, European Commission telah mencatat bahwa konsentrasi gas CO2 di atmosfer sampai pada tahun 2020 telah meningkat menjadi 48%, yang dapat diartikan bahwa suhu ini naik di atas rata-rata dibandingkan pada masa pra-industri sebelum tahun 1750.

Penyebab Utama Climate Change dan Global Warming

Pembakaran Bahan Bakar Fosil

Pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak, gas, dan batubara mengeluarkan banyak karbon dioksida ke atmosfer. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang paling banyak diemisi oleh aktivitas manusia, dan merupakan penyebab utama pemanasan global.

Deforestasi

Hutan merupakan sumber alami yang penting dalam menyerap karbon dioksida. Deforestasi atau penebangan hutan secara masif dapat mengurangi kemampuan Bumi untuk menyerap karbon dioksida, sehingga menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca.

Industri

Industri juga menjadi penyumbang utama emisi gas rumah kaca ke atmosfer. Proses produksi yang menggunakan bahan bakar fosil mengeluarkan banyak karbon dioksida, sementara proses pengolahan material seperti besi dan baja juga mengeluarkan gas rumah kaca lainnya seperti metana dan ozon tropis.

Transportasi

Kendaraan bermotor juga merupakan penyumbang emisi gas rumah kaca yang signifikan. Emisi karbon dioksida dari transportasi bermotor mencapai sekitar 14% dari total emisi gas rumah kaca di seluruh dunia.

Solusi Mengatasi Climate Change dan Global Warming

Climate change and global warming adalah masalah yang serius yang harus dihadapi oleh umat manusia di seluruh dunia. Ini terjadi karena peningkatan suhu rata-rata di permukaan bumi yang disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Gas rumah kaca, seperti karbon dioksida dan metana, menyebabkan panas yang masuk ke bumi terjebak di atmosfer, sehingga meningkatkan suhu rata-rata di permukaan bumi. Untuk mengurangi dampak negatif dari climate change dan global warming, perlu adanya tindakan nyata dari pemerintah, perusahaan, dan individu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Inisiatif seperti pengurangan pembakaran bahan bakar fosil, peningkatan energi terbarukan, dan pelestarian hutan dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperlambat pemanasan global. Selain itu, ada juga kebutuhan akan adaptasi terhadap perubahan iklim yang sudah terjadi, seperti pengembangan teknologi yang dapat membantu masyarakat dalam berperan aktif untuk mengurangi efek negatif dari pemansan global yang sedang terjadi.

Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Salah satu cara terbaik untuk mengurangi pengaruh climate change adalah dengan mengurangi emisi gas rumah kaca. Ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengurangi pemanfaatan sumber daya fosil sebagai sumber energi, meningkatkan efisiensi energi, dan meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan.

Menanam Pohon

Menanam pohon merupakan cara yang efektif untuk menyerap karbon dioksida dari udara. Selain itu, pohon juga dapat membantu menjaga kestabilan iklim dengan mengurangi tingkat kelembaban dan temperatur di sekitar mereka.

Mengurangi Sampah

Sampah yang terbuang ke lingkungan dapat mengeluarkan gas rumah kaca ketika terurai. Dengan mengurangi sampah yang kita buang, kita dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca ke atmosfer.

Mengurangi Pemanfaatan Plastik

Plastik merupakan salah satu sumber emisi gas rumah kaca yang paling signifikan. Dengan mengurangi pemanfaatan plastik, kita dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca ke atmosfer.

Menggunakan Transportasi Yang Ramah Lingkungan

Transportasi yang menggunakan bahan bakar fosil seperti bensin dan solar merupakan salah satu sumber emisi gas rumah kaca yang paling signifikan. Dengan menggunakan transportasi yang ramah lingkungan seperti mobil listrik atau sepeda, kita dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca ke atmosfer. Salah satu hal bijak yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari pemanasan global adalah dengan menggunakan listrik yang berasal dari sumber energi terbaharukan dan ramah lingkungan. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan potensi energi surya yang sangat melimpah ruah di Indonesia. Dengan memanfaatkan energi matahari, hal tersebut menjadi upaya yang sangat tepat agar bisa mengurangi efek dari global warming.
Melalui pemanfaatan tenaga surya, hal ini tentu merupakan langkah yang sangat baik dalam mengurangi pemanasan global yang terjadi. Pemanfaatan energi alternatif terbarukan yang ramah lingkungan tentu memiliki banyak sekali manfaat, dimana salah satunya sumbernya yang tidak akan pernah habis. Hal ini tentu karena sumber energi fosil yang semakin hari semakin berkurang.

Sedangkan sumber energi dari PLTS Atap yang berasal dari sumber energi matahari yang tidak akan habis dan dapat diperbaharui. Terakhir, dapat disimpulkan bahwa climate change adalah perubahan iklim yang lebih luas yang terjadi akibat aktivitas manusia, sementara global warming adalah peningkatan suhu rata-rata Bumi yang merupakan salah satu dampak dari climate change. Meskipun keduanya memiliki makna yang sedikit berbeda, keduanya saling terkait dan merupakan masalah yang serius yang perlu dihadapi bersama. Mari hidup lebih bersih.

Written by Heldania Ultri Lubis | 01 Apr 2024