- Our Contribution:
-
-
CO2 Avoided Kg =

Ciri, Jenis, Manfaat serta Indikator EBT di Indonesia
Energi Baru dan Terbarukan (EBT) menjadi topik yang semakin relevan dalam upaya transisi energi di Indonesia. Pemerintah terus mendorong pengembangan EBT untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil dan mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060. EBT memiliki beberapa ciri utama yang membedakannya dari energi konvensional, di antaranya adalah sumber daya yang davpat diperbarui, ramah lingkungan, dan memiliki dampak emisi karbon yang lebih rendah.
Jenis-Jenis Energi Baru dan Terbarukan
Indonesia memiliki potensi besar dalam pemanfaatan berbagai jenis EBT. Beberapa jenis EBT yang dikembangkan di Indonesia antara lain:
- Energi Surya – Menggunakan panel surya (PLTS) untuk mengkonversi sinar matahari menjadi listrik.
- Energi Angin – Memanfaatkan turbin angin untuk menghasilkan listrik, terutama di wilayah pesisir dengan kecepatan angin yang tinggi.
- Energi Air – Menggunakan aliran air untuk menghasilkan listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).
- Bioenergi – Memanfaatkan bahan organik seperti biomassa, biogas, dan biofuel sebagai sumber energi.
- Geotermal – Menggunakan panas bumi sebagai sumber energi yang stabil dan berkelanjutan.
Manfaat Penggunaan EBT
Pemanfaatan EBT memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Pertama, EBT mengurangi emisi gas rumah kaca sehingga membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Kedua, penggunaan sumber energi lokal seperti matahari dan angin dapat meningkatkan ketahanan energi nasional dan mengurangi impor bahan bakar fosil. Selain itu, pengembangan sektor EBT juga menciptakan peluang kerja baru dalam bidang teknologi hijau dan meningkatkan akses listrik bagi masyarakat di daerah terpencil.
Indikator Pengembangan EBT di Indonesia
Keberhasilan transisi energi di Indonesia dapat diukur melalui beberapa indikator. Salah satunya adalah peningkatan kapasitas terpasang pembangkit listrik berbasis EBT. Pemerintah menargetkan bauran energi dari EBT mencapai 23% pada tahun 2025. Indikator lainnya mencakup jumlah investasi di sektor EBT, kebijakan dan regulasi yang mendukung, serta tingkat adopsi teknologi energi bersih di sektor industri dan rumah tangga.
Sebagai penyedia solusi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap, SolarKita turut berperan dalam mendukung pengembangan EBT di Indonesia. Dengan layanan konsultasi, instalasi, serta pemantauan sistem PLTS, SolarKita membantu pelanggan residential dan komersial dalam berkontribusi pada transisi energi yang lebih berkelanjutan. Ke depan, dengan dukungan regulasi yang semakin baik dan teknologi yang terus berkembang, EBT di Indonesia diharapkan dapat menjadi tulang punggung sistem energi nasional yang lebih hijau dan efisien.
Written by Dwita Rahayu Safitri | 21 Feb 2025