Cegah Deforestasi Hutan dengan 5 Langkah Ini Demi Bumi Kita

Deforestasi hutan lebih banyak mendatangkan masalah daripada manfaat bagi manusia. Erosi, tanah longsor, kebakaran hutan, dan perubahan iklim secara ekstrem menjadi segelintir dari musibah yang diakibatkan oleh penggundulan hutan. Lantas, bagaimana Indonesia selama ini menangani deforestasi hutan? Benarkan hutan-hutan di Indonesia lama kelamaan akan musnah tanpa jejak?

Sudahkah Indonesia menangani deforestasi dengan baik?

Indonesia terkenal dengan hutan tropis yang begitu luas di berbagai penjuru, terutama di Kalimantan. Meski begitu, selama beberapa dekade pun Indonesia dihantui dengan masalah deforestasi hutan yang meresahkan. Namun, nampaknya kita bisa berbesar hati karena upaya pemerintah Indonesia dalam menangani deforestasi hutan diacungi jempol di dua kesempatan berbeda.

Saat pembukaan Good Growth Conference di Lima, Peru, Indonesia dipuji karena tingkat deforestasi yang terus menurun selama tahun 2016-2019 berkat kebijakan moratorium. Selain itu, Indonesia juga dikatakan sebagai satu-satunya negara yang berhasil menurunkan angka penggundulan hutan akibat manusia secara pesat di KTT Iklim PBB 2019. Indonesia dianggap mampu menangani deforestasi lewat beberapa langkah, dimulai dari penggabungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan yang menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sejak 2014. Lalu, pemerintah juga membentuk Satuan Tugas Siaga (Satgas) Darurat Asap dan Badan Restorasi Gambut.

Terlepas dari itu semua, KLHK juga mengklaim bahwa pemerintah terus menjalankan program seperti penyuluhan sistem tebang pilih dan tata kelola hutan. Tentunya ini kabar baik bagi kita semua, walaupun perlu disadari bahwa isu penggundulan hutan masih ada sampai kini. Sebagai umat manusia dan warga negara yang beradab, sudah sepatutnya kita ikut berperan melawan deforestasi hutan dengan 5 langkah berikut ini.

1. Hindari pemakaian kelapa sawit

Penambahan lahan untuk kebun kelapa sawit menjadi salah satu penyebab utama dari deforestasi hutan, baik di Indonesia maupun negara lain seperti Brazil. Produksi minyak kelapa sawit yang murah dan pemakaiannya yang bisa untuk apa saja menjadikan kelapa sawit sebagai barang dengan permintaan yang sangat tinggi. Ini bisa menjadi tantangan bagi kita semua untuk mengurangi konsumsi minyak kelapa sawit secara sadar dan tidak sadar. Saat memasak, gunakan minyak sayur lain seperti minyak zaitun yang juga lebih sehat. Ketika sedang berbelanja, hindari membeli produk kue atau makanan ringan yang dibuat dengan minyak kelapa sawit.

2. Pastikan barang elektronik tahan lama

Apa hubungannya barang elektronik dengan deforestasi hutan? Pembuatan barang elektronik membutuhkan bahan seperti lithium, nikel, dan timah yang proses penambangannya berdampak buruk bagi lingkungan dan menyebabkan penggundulan hutan secara masif. Setidaknya, kita bisa membantu penanganan deforestasi dengan menjaga kondisi barang elektronik kita. Jangan terbuai mengganti ponsel hanya karena ada edisi baru. Jangan dibuang bila sudah rusak, Anda bisa menjualnya dengan harga murah agar bisa diperbaharui lagi.

3. Kurangi konsumsi produk hewani

Banyak penduduk di dekat hutan yang masih menganut paham bahwa penggundulan hutan itu baik. Ini karena mereka beranggapan bahwa hutan layak dijadikan lahan kosong untuk pembangunan rumah, jalan, dan kebun. Tidak terhitung berapa banyak pohon yang dikorbankan demi membuka lahan peternakan. Dengan mengurangi konsumsi produk hewani, Anda sudah berperan dalam mengurangi tindakan peternakan intensif yang menyebabkan deforestasi hutan besar-besaran.

4. Gunakan perabotan dari kayu yang bisa diperbaharui

Selain industri peternakan, deforestasi hutan juga banyak disebabkan oleh produksi perabotan kayu yang permintaannya semakin tinggi dari tahun ke tahun. Memang, bahan kayu terkenal kokoh dan sangat indah. Meski begitu, ada cara supaya perabotan kayu di rumah Anda tidak ikut mencemari lingkungan. Caranya, pilih perabotan kayu yang dibuat dengan kayu daur ulang. Biasanya, perabotan kayu seperti ini memiliki sertifikasi khusus yang menandakan bahwa perabotan tersebut dianggap sustainable.

5. Gunakan produk berbahan kertas daur ulang

Sekarang sudah zamannya digital. Dokumen pun tidak perlu dicetak karena sudah bisa ditandatangani lewat aplikasi. Namun, pemakaian kertas pun tidak bisa dielakkan. Anda tetap bisa memakai kertas untuk kebutuhan menulis atau cetak dokumen, tetapi dengan menggunakan kertas daur ulang. Sudah banyak produsen kertas yang mengeluarkan produk kertas daur ulang yang tidak mudah robek dan kualitasnya sama bagus dengan kertas biasa.

Kelima langkah mudah di atas bisa Anda terapkan langsung mulai dari sekarang. Sekecil apapun langkah yang diambil, percayalah bahwa itu membawa dampak positif dalam penanganan deforestasi hutan. Gunakan juga panel surya dari SolarKita untuk semakin mendukung gaya hidup yang lebih hijau di rumah.

Written by Amadea Hasmirna | 13 Feb 2024