Cara Menerapkan Gaya Hidup Minimalis yang Ramah Lingkungan

Gaya hidup minimalis merupakan gaya hidup yang sederhana, tidak mementingkan kualitas melainkan kuantitas dan tentunya tidak berlebihan. Dengan menerapkan gaya hidup ini, Anda dituntut untuk merelakan yang tidak penting dan bertahan dengan barang-barang seperlunya. Meskipun terdengar ekstrem, namun gaya hidup minimalis ini diakui membuat siapa saja yang menerapkannya jadi lebih tenang dan bersyukur. Bahkan, gaya hidup minimalis ini dapat menyelamatkan lingkungan, lho. Yuk, intip cara menerapkan gaya hidup minimalis yang ramah lingkungan selengkapnya berikut ini!

Bagaimana Gaya Hidup Minimalis Menyelamatkan Lingkungan?

Tak banyak yang tahu, 60% efek rumah kaca datang dari konsumsi rumah tangga. Kok bisa? Semakin banyak barang yang berfungsi dengan bantuan listrik, semakin banyak kita menguras tenaga. Belum lagi penggunaan AC dan kulkas di rumah, memasak dengan kompor gas, bahkan sekadar berkendara keluar rumah dengan kendaraan pribadi, kegiatan umum ini sudah menyebabkan efek rumah kaca yang cukup banyak. Dengan menerapkan gaya hidup minimalis, Anda harus bersedia bertahan dengan barang-barang yang diperlukan saja. Semakin sedikit elektronik, semakin sedikit pula listrik yang digunakan. Misalnya Anda sukses menghemat penggunaan AC, maka Anda sudah meminimalisir penggunaan freon yang merusak lapisan ozon. Itulah sedikit gambaran bagaimana gaya hidup minimalis ini dapat menyelamatkan lingkungan.

1. Mulai dari Satu Ruangan Dulu

Tak perlu tergesa-gesa dalam menerapkan gaya hidup minimalis ini. Coba mulai dari satu ruangan dahulu setiap minggunya. Misalnya dari kamar, pisahkan secara bertahap barang mana yang bisa digunakan kembali, disimpan, atau harus diberikan ke orang lain. Ruangan pertama ini akan menjadi patokan saat Anda membersihkan ruangan lain. Mulailah dengan perlahan tanpa perlu terburu-buru. Saat mood Anda rusak, dijamin akan lebih sulit untuk membersihkan ruangan-ruangan lainnya.

2. Simpan Barang yang Berguna

Selalu ada saja alasan untuk mempertahankan barang yang belum tentu Anda gunakan. Cara yang mudah untuk memutuskan barang tersebut berguna atau tidak adalah bertanya pada diri sendiri. Pertanyaan seperti, “Apakah barang ini memberikan keuntungan atau tidak? Apakah fungsi barang ini membantu Anda dalam keseharian? Sesering apa Anda menggunakan barang ini?” akan membantu Anda memilah barang yang sebenarnya dibutuhkan dengan barang yang hanya sekadar keinginan tanpa dasar saja. Jika jawabannya kebanyakan adalah “ya”, maka Anda sebaiknya menyimpan barang tersebut.

3. Tidak Harus Buang Barang-Barang yang Bermakna

Tak jarang Anda memiliki barang-barang bermakna namun tidak terlalu berguna. Bila dibuang, tentu saja sayang karena barang tersebut menyimpan memori yang tak terharga nilainya. Jangan disimpan di dalam kotak saja! Daripada menjamur di dalam kotak, ada baiknya barang-barang bermakna ini kita sulap menjadi dekorasi yang membuat hunian semakin terasa nyaman dan dekat di hati.

4. Katakan Tidak Pada Impulsive Buying

Musuh terbesar dari gaya hidup minimalis adalah kebiasaan impulsive buying. Impulsive buying ini adalah perilaku belanja yang dilakukan tanpa perencanaan terlebih dahulu. Ujung-ujungnya, impulsive buying ini membuat barang yang belum tentu berguna menjadi menumpuk di rumah.Ketika Anda memutuskan untuk menerapkan gaya hidup minimalis, setiap kali membeli barang tanyakan diri Anda berkali-kali, “Apakah barang yang hendak dibeli ini berguna untuk Anda? Sejauh apa Anda membutuhkan barang ini? Berapa lama barang ini berguna untuk Anda?”. Tanyakan terus pertanyaan ini sampai Anda merasa yakin dengan keputusan Anda.

5. Konsumsi Makanan yang Diproduksi Lokal

Penganut gaya hidup minimalis telah menerapkan konsep mengkonsumsi makanan yang diproduksi lokal. Konsep yang disebut eat and buy locally ini menuntut Anda untuk membeli bahan makanan dari petani lokal. Bahan-bahan makanan ini jauh lebih murah dibandingkan produk ekspor. Selain itu, membeli di petani lokal juga menjamin kesegaran bahan makanan yang dikonsumsi.

6. Barang Bekas Bisa Dialihfungsikan

Barang bekas bukan berarti tidak berguna lagi. Daripada dibuang, lebih baik barang bekas ini kita alih fungsikan. Misalnya kaca-kaca yang sudah pecah bisa Anda susun sedemikian rupa untuk menjadi pemantul cahaya sehingga ruangan bisa terang tanpa menggunakan banyak lampu. Dengan begini, barang bekas juga bisa membantu Anda menghemat energi di rumah.

Gaya hidup minimalis ini sangat membantu kita menghemat energi. Salah satu cara lain menghemat energi adalah beralih ke panel surya. Menggunakan panel surya dapat menghemat biaya tagihan listrik juga menyelamatkan lingkungan. Tertarik untuk beralih ke panel surya? SolarKita siap membantu mulai dari konsultasi, perencanaan pembiayaan, instalasi, hingga maintenance. Informasi selengkapnya, kunjungi website SolarKita dengan klik di sini.

Written by Jumawan Syahrudin | 31 Jan 2024