Apakah Panel Surya Tetap Berfungsi Saat Mendung atau Hujan?

Penggunaan panel surya untuk keperluan sehari-hari saat ini mengalami perkembangan pesat. Melansir dari laman Greenpeace, banyak negara besar hingga di Kepulauan Pasifik kini mulai mengembangkan energi ramah lingkungan ini melalui proyek besar mereka. Misalnya saja seperti yang dilakukan Inggris, Jepang, Spanyol, hingga Kaledonia Baru.  Namun, terdapat mitos yang ada di masyarakat seputar penggunaan panel surya. Di antaranya adalah bisakah teknologi ini digunakan saat cuaca mendung atau hujan? Pasalnya, panel surya memanfaatkan panas matahari untuk bekerja. Jawabannya adalah bisa. Berikut ulasannya yang perlu untuk Anda simak.

1. Dapat terkoneksi dengan jaringan PLN

Walaupun dalam kondisi mendung ataupun hujan, panel surya tetap bisa Anda nikmati dan berfungsi dengan baik. Di Indonesia kini teknologi panel surya sudah terkoneksi dengan sistem jaringan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Oleh sebab itu, pengguna tidak perlu lagi menggunakan baterai di saat cuaca mendung ataupun hujan.

Hal inilah yang memungkinkan terjadinya ekspor dan impor arus listrik. Sederhananya, bila penggunaan listrik di rumah cenderung tinggi sedangkan daya dan pasokan di panel surya rendah, maka jaringan PLN tersebutlah yang akan menutupi kekurangannya. Sebaliknya, listrik pada panel surya akan mengisi jaringan listrik PLN bila pasokannya lebih. Ini dikarenakan adanya peranti net meter yang membuat pasokan listrik dari panel surya tetap terhubung dengan jaringan PLN.

2. Sumber energi dari baterai

Pada dasarnya, panel surya akan bekerja dengan maksimal apabila mendapatkan intensitas matahari dan suhu yang cukup. Selain itu, bayangan juga mempengaruhi kinerja panel surya ini. Bila panel tersebut tertutup bayangan, maka kinerjanya tidak maksimal. Begitu pun ketika cuaca sedang mendung atau hujan. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena panel surya memang dirancang untuk bisa bekerja dalam kondisi cuaca panas maupun mendung.
Panel surya bisa bekerja saat cuaca mendung ataupun hujan dan menyerap energi listrik selama standar nilai minimal energi tercapai. Bila jumlah energi minimal tidak tercapai, maka alternatifnya adalah panel surya bisa berfungsi dengan menggunakan energi cadangan dari baterai. Tentu baterai terlebih dahulu harus melalui proses charging untuk memperoleh daya. Daya inilah yang digunakan untuk mengalirkan listrik bila sewaktu-waktu energi panel surya tak mampu atau berkurang saat mendung ataupun hujan.

3. Pengembangan panel surya bertenaga air hujan

Bukan tidak mungkin di masa mendatang panel surya bisa bekerja dalam kondisi cuaca paling ekstrem. Baru-baru ini di China sedang dikembangkan panel surya yang juga dapat bekerja maksimal saat hujan. Cara kerjanya cukup sederhana, yakni dua lapisan berpolimer transparan diletakkan di atas sel panel surya. Saat air hujan jatuh, maka akan mengaliri lapisan transparan tersebut hingga turun. Gesekan antara lapisan polimer dan air inilah yang akan menghasilkan listrik statis.

Selain di China, pengembangan panel surya untuk cuaca mendung, dingin, maupun hujan juga dikembangkan di Jerman oleh Klaus Streiner. Teknologi tersebut bernama Solarthermie. Sederhananya, panel ini berupa tabung kaca hampa udara dan di dalamnya terdapat panel tembaga yang dibalut dengan titanium nitride oxide. Kondisi hampa udara dalam tabung tersebut membuat proses pemindahan panas lebih efektif untuk diubah menjadi energi listrik. Demikian dilansir dari laman Deutsche Welle. Dengan begitu, tabung panel bisa digunakan saat hujan maupun cuaca dingin.

Itulah jawaban dari mitos yang selama ini sering Anda dengar mengenai apakah panel surya bisa berfungsi saat mendung atau hujan. Jadi, jangan ragu untuk menggunakan panel surya untuk keperluan listrik Anda.

Written by Irfantoni Listiyawan | 17 Sep 2018