7 Startup Indonesia yang Bergerak di Bidang Lingkungan

Pesatnya perkembangan teknologi berhasil menyentuh berbagai aspek kehidupan, tidak terkecuali lingkungan. Itulah kenapa belakangan ini startup lingkungan mulai bermunculan di Indonesia. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan lingkungan alam di tengah ancaman pemanasan global dan tindakan-tindakan yang memicu kerusakan alam. Bidang yang ditekuni pun beragam, mulai dari pengelolaan sampah, kampanye gaya hidup sehat, hingga produksi material ramah lingkungan. Mari berkenalan dengan tujuh startup lingkungan yang ada di Indonesia berikut ini!    

1. Greeneration Indonesia

Greeneration Indonesia, atau GI, pada dasarnya merupakan sebuah perusahaan sosial yang memberikan solusi atas permintaan gaya hidup ramah lingkungan. Layanan yang diberikan tidak hanya berupa produk, tetapi juga melalui program lifestyle yang dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan kelestarian alam. Startup lingkungan yang berdiri di tanggal 24 Juli 2005 ini berangkat dari rasa prihatin terhadap problematika lingkungan alam Indonesia. Kerusakan alam yang senantiasa terjadi di tanah air mendorong GI untuk menciptakan sebuah solusi yang tidak hanya efisien, tapi juga praktis dan aplikatif.

Upayanya bisa terlihat dari program rintisan GI di tahun 2006, yaitu KEBUNKU (Kertas Bekasku Hijaukan Bangsaku). Program tersebut memiliki goal untuk mempertahankan jumlah pohon di hutan. Caranya sederhana, yaitu dengan menanam pohon untuk tiap pohon yang ditebang karena dimanfaatkan untuk pembuatan kertas. Seluruh program GI didasari oleh empat tindakan kunci: research, education, action, dan campaign. Mereka selalu memulai dari research terhadap permasalahan lingkungan alam yang sering dijumpai. Dari penelitian tersebut, kemudian diciptakan formula untuk membuat solusi yang kemudian mengedukasi masyarakat. Solusi tersebut kemudian menjadi beragam aksi nyata serta kampanye untuk melindungi lingkungan alam.       

2. Mycotech

Jika GI memberikan solusi, Mycotech memberikan alternatif untuk gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Caranya adalah dengan menyediakan material pembangun rumah berbahan dasar limbah pertanian dan jamur. Material ini jelas lebih ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu yang dapat merusak lingkungan. Saat tidak dipakai lagi, material tersebut bisa langsung diuraikan oleh tanah. Nilai tambah lainnya dari produk Mycotech ini terletak pada ketahanannya. Dalam beberapa uji coba yang telah dilakukan, batu bata Mycotech ternyata lebih kuat dan awet jika dibandingkan dengan batu bata biasa. Dengan daya tahan yang lebih panjang dan tentunya lebih ramah lingkungan, maka tidak heran jika produk ini kemudian menyasar pasar yang lebih luas di Asia, Eropa, bahkan Amerika Serikat.

Untuk menyempurnakan rancangannya, Mycotech telah bekerja sama dengan beberapa universitas kenamaan seperti National University of Singapore (NUS) dan ETH Zürich.  Mycotech juga menggunakan model bisnis yang fleksibel dengan memberikan lisensi agar produksi dapat langsung dilakukan di masing-masing daerah. Selain lebih efisien, model ini juga merangsang sistem pengolahan limbah pertanian yang lebih baik. Jadi, ke depannya diharapkan akan ada sebuah sistem pengolahan limbah pertanian yang lebih bermanfaat.

3. Mall Sampah

Startup lingkungan berikutnya bernama Mall Sampah. Usaha ini dimulai di Makassar dan punya misi untuk mengelola sampah dengan lebih baik lagi. Mall Sampah dimulai dari keprihatinan terhadap pengelolaan sampah yang kurang optimal. Masih banyak sampah di Makassar yang tidak terjangkau truk pengangkut sampah milik pemerintah, akibatnya pengolahan sampah hanya dilakukan seadanya oleh warga. Dari sana kemudian tercetus ide untuk mempertemukan pihak yang ingin membuang sampah dan pihak yang membutuhkan sampah tersebut. Sistem pengelolaan sampah yang serupa dengan transaksi jual beli tersebut kemudian melahirkan nama Mall Sampah. Meski terlihat tidak biasa, saat ini Mall Sampah sudah dapat menghimpun 20 hingga 50 “transaksi” sampah setiap hari.

Untuk bisa menggunakan layanan Mall Sampah ini sangat simpel. Pengguna cukup mendaftar pada website resmi Mall Sampah. Setelah mendaftar, tentukan lokasi dan sistem pun akan mencarikan pengepul sampah yang ada di dekat pengguna dan siap membeli sampah tersebut. Selain layanan Jual Sampah tersebut, Mall Sampah juga menyediakan layanan Buang Sampah dan Zero Waste untuk mendaur ulang sampah.

4. Evoware

Salah satu permasalahan lingkungan alam di Indonesia adalah tingginya konsumsi plastik. Padahal, seperti yang Anda ketahui, plastik susah terurai dan dapat merusak ekosistem laut jika dibuang sembarangan. Berangkat dari hal itu, Evoware menciptakan produk ramah lingkungan yang dapat menggantikan penggunaan plastik untuk sehari-hari. Produk Evoware yang telah diluncurkan berupa edible cup. Tidak seperti gelas plastik yang sangat sulit diurai, gelas buatan Evoware ini sangat mudah terurai. Saking mudahnya terurai, Anda bahkan bisa langsung memakan gelas tersebut setelah selesai menggunakannya!

Ini karena gelas Evoware terbuat dari rumput laut yang telah diproses secara khusus sehingga menghasilkan serat-serat kokoh yang kemudian dibentuk menjadi gelas. Bahan baku yang unik ini juga secara tidak langsung membuat Evoware turut andil dalam mensejahterakan petani rumput laut Indonesia. Metode Evoware mendorong petani rumput laut tidak lagi bergantung pada cara lama untuk bisa mendapatkan penghasilan. Meski tergolong baru (Evoware didirikan tahun 2016), startup lingkungan ini telah membuktikan sumbangsihnya untuk lingkungan alam dan sosial Indonesia. Selain membuat aksi nyata untuk mengurangi penggunaan plastik, Evoware juga membantu petani lokal. Tidak heran jika kemudian Evoware dipilih menjadi pemenang dalam Circular Design Challenge yang diselenggarakan The Ellen MacArthur Foundation.

5. Sampah Muda

Sampah memang masih menjadi permasalahan lingkungan alam yang nyata di Indonesia. Maka, tidak mengherankan jika ada banyak upaya untuk menyelesaikan problematika ini. Salah satunya adalah startup lingkungan Sampah Muda. Startup yang satu ini memiliki website resmi untuk mengatasi pengelolaan sampah yang belum optimal, tepatnya di Kota Semarang. Cara Sampah Muda untuk bisa mengatasi problem pengelolaan sampah sangatlah unik. Startup ini akan “menghargai” tiap sampah yang Anda buang, lalu mengelolanya dengan tepat. Semakin banyak sampah yang terkumpul, maka semakin banyak pula poin yang akan didapat. Poin tersebut nantinya dapat ditukar dengan aneka produk menarik seperti pulsa hingga pembayaran zakat.
Dengan sistem yang unik ini, sekarang Sampah Muda sudah dapat mengelola sampah hingga 42 ton. Warga yang berpartisipasi pun jumlahnya telah mencapai angka 2.000 orang. Selain itu, Sampah Muda kini juga sudah bekerja sama dengan pabrik serta industri yang dapat mengelola sampah secara optimal di Semarang.

6. Mulung.id

Berikutnya ada Mulung.id. Startup lingkungan yang satu ini pada dasarnya memiliki cara kerja serupa dengan Sampah Muda. Mulung.id juga mengajak masyarakat untuk mengumpulkan dan mengelola sampah lewat program poin. Poin yang didapat dari mengumpulkan sampah tersebut nantinya bisa ditukar dengan pulsa hingga token listrik. Pengguna dapat menikmati layanan Mulung.id melalui aplikasi yang dapat diunduh secara gratis pada smartphone masing-masing. Ada tiga tahapan dalam sistem kerja Mulung.id. Pertama adalah pemilahan sampah, kedua penjemputan sampah, dan ketiga adalah penukaran poin sampah. Pemilahan sampah dilakukan oleh pengguna dengan mengelompokkan sampah dalam beberapa kategori, yaitu sampah plastik, sampah kaleng, hingga sampah koran.

Dengan cara kerja yang praktis dan aplikatif ini, Mulung.id terus mendapatkan dukungan, terutama dari masyarakat Jakarta yang menjadi tempatnya beroperasi. Menanggapi hal tersebut, Mulung.id juga terus melakukan upaya-upaya pengembangan agar pengelolaan sampah di ibu kota bisa lebih optimal lagi.

7. SMASH

SMASH adalah singkatan dari Sistem Online Manajemen Sampah. Startup lingkungan yang satu ini menghadirkan sebuah platform yang akan menghubungkan pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan dan pengolahan sampah. Pihak-pihak yang dimaksud tidak hanya datang dari kalangan masyarakat, tetapi juga dari instansi pemerintah yang terkait. Caranya adalah melalui sebuah aplikasi dan website bernama Banksampah.id. Gagasan untuk mendirikan SMASH lahir saat menyadari ada banyaknya Bank Sampah di Indonesia yang belum dikelola secara maksimal. Bank Sampah sendiri adalah sebuah tempat untuk mengumpulkan sampah yang telah dipilah. Dari situ, sampah kemudian akan dikirim ke pengepul atau industri yang membutuhkan (nasabah). Pihak yang mengumpulkan sampah di Bank Sampah nantinya akan mendapatkan uang dari sampah tersebut.

Program tersebut sangatlah baik, namun belum dimanfaatkan secara maksimal di Indonesia. Untuk itulah SMASH lahir dan mendorong pihak-pihak yang potensial untuk menjadi pengumpul sampah sekaligus nasabah Bank Sampah. Hingga saat ini, SMASH telah berhasil mengumpulkan kurang lebih 1.057 Bank Sampah yang tersebar di 32 provinsi di Indonesia. Untuk bisa menyelesaikan segala permasalahan lingkungan di Indonesia memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Walau begitu, bukan berarti jalan untuk mencapai lingkungan alam yang lestari dan bebas kerusakan sudah tertutup rapat.

Tujuh startup di atas membuktikan bahwa Indonesia masih memiliki peluang besar untuk memperbaiki dan menyelesaikan segala permasalahan lingkungan alam. Anda juga bisa berpartisipasi langsung dengan mengikuti program atau menjadi pengguna dari platform yang mereka buat. Mari bersama-sama melestarikan lingkungan kita.

Written by Annisa Hening Noorvitasari | 11 Apr 2019