4 Tips Menggunakan Kendaraan Umum Selama Pandemi COVID-19

Siapa sangka kendaraan milik pribadi yang kita pakai sehari-hari jadi penyumbang polusi terbesar? Pada pertengahan tahun 2019, kendaraan bermotor yang menyumbang polusi paling banyak. Sebanyak 75 persen polusi berasal dari kendaraan, selebihnya adalah aktivitas industri dan domestik. Berdasarkan hasil survei Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), motor lebih banyak menghasilkan polusi dibandingkan dengan mobil diesel, bus, truk maupun bajaj.

Survei tersebut dilakukan di Jakarta dengan mengecek arus kendaraan, jumlah kendaraan, wawancara mengenai pola konsumsi bensin rata-rata per hari. Hasilnya, kendaraan yang menghasilkan jumlah polutan tertinggi per-harinya adalah motor dengan jumlah 8.500 ton (44,53%), bus  4.106 ton (21,3%), dan mobil pribadi 2.712 ton (16,11%). Adapun polutan yang dihasilkan cukup mematikan seperti PM, Hidrokarbon (HC), Karbon Monoksida (CO), Nitrogen oksida (NOx), dan Sulfur dioksida (SO2). Jenis-jenis polutan tersebut dapat mengganggu kesehatan manusia bahkan dapat menyebabkan kematian. Jika dilihat dari data yang sudah dipaparkan, jenis kendaraan yang menyumbang polusi paling banyak berasal dari kendaraan pribadi. Mungkin beberapa dari kita yang memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi karena memiliki anggapan lebih praktis, tepat waktu, dan nyaman. Namun, dengan terus menggunakan kendaraan pribadi, berarti kita juga turut menyumbang polusi udara. 

Beralih dengan menggunakan kendaraan umum untuk bepergian dapat menjadi opsi untuk mengurangi produksi polusi udara. Dengan begitu, kita berkontribusi untuk kesehatan lingkungan. Lebih dari itu, kita juga ikut serta menjaga hayat hidup manusia, mengingat emisi gas yang dihasilkan kendaraan bermotor mengancam kehidupan manusia. Kita tidak perlu khawatir merasa tidak nyaman dengan kendaraan umum. Kini, di Jakarta, kendaraan umum sudah terjamin kebersihan dan kenyamanannya. Kita juga dapat mengunggah aplikasi untuk mengetahui jadwal keberangkatan kendaraan umum seperti Commuter Line, Transjakarta, dan MRT. Jadwal yang tertera pun sesuai dengan kedatangan kendaraan umum tersebut jika tidak ada kendala seperti kemacetan. Dengan begitu, kita tidak perlu khawatir telat atau tertinggal kendaraan. Jadi lebih nyaman dan mudah bukan?

Masa pandemi mungkin menjadi kekhawatiran utama kita dalam bepergian menggunakan kendaraan umum. Banyak yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi demi keamanan. Pada Agustus lalu, berdasarkan survei Jakarta Smart City, saat PSBB transisi pengguna kendaraan pribadi meningkat. Dilansir dari kompas.com, tercatat 67,8 responden menggunakan motor, 21,9 persen menggunakan mobil, 6,1 persen menggunakan sepeda, dan 0,3 persen menggunakan sepeda listrik atau e-scooter. Hanya 3,9 persen responden yang tetap menggunakan kendaraan umum selama PSBB transisi. Ini bisa terjadi karena warga cenderung merasa lebih aman dari penyebaran virus dengan menggunakan kendaraan pribadi. Namun, kekhawatiran tersebut dapat diatasi. Kendaraan umum di Jakarta seperti MRT, Transjakarta, LRT dan Commuter Line dipastikan setiap hari menjalankan protokol kesehatan untuk mengantisipasi peningkatan penularan virus. Kini kendaraan umum yang telah disebutkan sebelumnya hanya boleh berisikan 50% penumpang dari kapasitas awal. Sebelum menaiki kendaraan umum, penumpang diperiksa suhunya dengan thermal gun dan wajib mencuci tangan dengan hand sanitizer yang disediakan. Penumpang juga diwajibkan mengenakan masker jika ingin bepergian menggunakan kendaraan  umum.

Kendaraan umum juga wajib melakukan pembersihan dengan desinfektan secara rutin sebelum masuk ke pool. Walaupun sudah dibuat aturan protokol kesehatan untuk kendaraan umum, juga perlu bersiap untuk melindungi diri dari virus. SolarKita punya tips melindungi diri untuk Anda yang akan bepergian dengan kendaraan umum, yuk, simak tipsnya!

1. Bertransaksi secara digital tanpa menggunakan uang cash

Uang cash  lebih rentan menularkan bakteri maupun virus. Hal ini dikarenakan proses transaksi uang cash dilakukan dengan melibatkan sentuhan tangan maupun benda fisik lainnya yang menyebabkan penimbunan kotoran. Hadirnya uang digital menjadi solusi untuk menggantikan penggunaan uang cash. Penggunaannya pun mudah, kendaraan umum di Jakarta kini mulai menyediakan fasilitas mesin untuk membaca uang digital. Kita juga dapat dengan mudah mengisi ulang uang digital hanya dengan ponsel pribadi. Dengan menggunakan uang digital, risiko penularan virus karena sentuhan fisik berkurang.

2. Menggunakan masker dengan spesifikasi yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI

Demi mencegah penularan COVID-19, memakai masker merupakan hal yang wajib dikarenakan virus dengan mudah masuk melalui saluran pernapasan. Untuk itu, Kementerian Kesehatan menganjurkan tipe masker bedah 3 ply dan masker kain. Masker kain yang dipakai tidak boleh tipe masker scuba dan buff, setidaknya masker kain memiliki dua lapis. Baik masker bedah maupun masker kain, kita wajib rutin menggantinya dengan yang baru selama tiga jam sekali.

3. Tetap menjaga jarak selama perjalanan

Dikarenakan sifat virus yang mudah menular, kita diwajibkan menjaga jarak dengan orang lain dengan jarak ideal minimal 1,5 meter. Aturan ini sudah diwajibkan di tempat umum seperti kendaraan umum, perkantoran, restoran, maupun acara. Dengan begitu, risiko penularan virus berkurang.

4. Selalu membawa hand sanitizer

Membawa hand sanitizer saat bepergian selama masa pandemi merupakan hal yang wajib. Kita sering tidak sengaja menyentuh wajah sampai makan tanpa mencuci tangan. Jika hal ini terjadi di masa pandemi, risiko penularan virus sangatlah besar. Untuk itu, walaupun kini di setiap titik tempat umum menyediakan hand sanitizer, kita harus selalu siap sedia hand sanitizer dengan kadar alkohol 70% sesuai standar yang ditentukan.

Itulah tips dari SolarKita untuk Anda ketika bepergian menggunakan kendaraan umum di tengah pandemi COVID-19. Dengan mengutamakan higienitas, risiko penularan virus saat menaiki kendaraan umum di tengah pandemi berkurang. Apalagi sekarang setiap tempat umum memiliki protokol kesehatan yang ketat, bahkan jika melanggar bisa dikenakan denda.Untuk itu, jadi agen pengurang polusi udara dari sekarang, yuk! Selain menyelamatkan bumi, Anda juga ikut berpartisipasi menjaga hayat hidup manusia.

Written by Gabrella Seilatuw | 29 Apr 2024