SolarKita: Pemasangan PLTS Atap di Beberapa Titik Sekolah Jakarta

Di tengah upaya Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mewujudkan tujuan keberlanjutan, penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) semakin berkembang. Salah satu inisiatif yang menarik adalah pemasangan PLTS atap di berbagai sekolah di Jakarta, sebuah langkah yang diambil oleh perusahaan SolarKita untuk mendukung pendidikan ramah lingkungan sekaligus mengurangi biaya energi di institusi pendidikan. Artikel ini akan membahas bagaimana SolarKita terlibat dalam program ini dan apa saja manfaat yang diperoleh dari proyek tersebut.

SolarKita dan Komitmen terhadap Energi Terbarukan

SolarKita adalah salah satu perusahaan terdepan dalam solusi energi terbarukan di Indonesia, khususnya dalam pemasangan panel surya untuk rumah, gedung, dan fasilitas komersial. Dengan semangat untuk meningkatkan akses terhadap energi bersih, SolarKita tidak hanya melayani rumah tangga, tetapi juga berfokus pada sektor pendidikan dan fasilitas umum lainnya.

Sebagai bagian dari upaya untuk mendukung transisi energi berkelanjutan, SolarKita memperkenalkan proyek pemasangan PLTS atap di beberapa sekolah di Jakarta. Proyek ini bertujuan untuk mengedukasi siswa dan masyarakat sekitar mengenai manfaat energi surya dan dampaknya terhadap penghematan energi dan pengurangan jejak karbon.

Mengapa Sekolah?

Sekolah adalah tempat yang sangat strategis untuk implementasi PLTS atap, karena:

  • Kebutuhan Energi yang Tinggi: Sekolah memiliki konsumsi energi yang cukup tinggi, mulai dari pencahayaan ruang kelas, pendingin udara, hingga peralatan teknologi yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pemasangan PLTS di atap sekolah dapat secara signifikan mengurangi biaya operasional sekolah untuk listrik.
  • Edukasi untuk Generasi Muda: Pemasangan PLTS atap di sekolah memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar langsung tentang energi terbarukan, sehingga mereka dapat memahami pentingnya keberlanjutan dan penerapan teknologi hijau.
  • Dampak Positif pada Lingkungan: Dengan mengurangi ketergantungan pada listrik dari pembangkit berbahan bakar fosil, proyek ini dapat mengurangi jejak karbon sekolah-sekolah tersebut dan mendukung program pemerintah untuk mencapai target pengurangan emisi.

Manfaat Pemasangan PLTS Atap di Sekolah

1. Penghematan Biaya Listrik
Pemasangan PLTS atap di sekolah akan memungkinkan mereka untuk memanfaatkan energi surya untuk kebutuhan listrik sehari-hari. Dalam jangka panjang, ini dapat mengurangi tagihan listrik yang dibayarkan sekolah kepada PLN. Keuntungan finansial ini dapat digunakan untuk investasi lainnya, seperti perbaikan fasilitas atau peningkatan kualitas pendidikan.

2. Meningkatkan Kesadaran Lingkungan
Sekolah adalah tempat yang sangat efektif untuk menanamkan kesadaran tentang pentingnya keberlanjutan dan pengelolaan energi yang bijaksana. Dengan adanya sistem PLTS, siswa dapat lebih mudah memahami bagaimana energi terbarukan bekerja, dan betapa pentingnya peran mereka dalam menjaga kelestarian lingkungan.

3. Menjadi Contoh bagi Masyarakat
Sekolah yang telah mengadopsi teknologi PLTS menjadi contoh bagi masyarakat sekitar bahwa energi terbarukan adalah pilihan yang efisien dan ramah lingkungan. Hal ini dapat mendorong masyarakat sekitar untuk lebih tertarik dan terlibat dalam upaya penggunaan energi surya, serta mempercepat penerapan teknologi hijau di tingkat masyarakat.

Sekolah-Sekolah di Jakarta yang Telah Menggunakan PLTS Atap bersama SolarKita

PT Paiton Energy bersama SolarKita telah menjalin kerjasama strategis untuk memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di sejumlah sekolah di Jakarta, seperti SMKN 54 Jakarta, SMKN 53 Jakarta, dan SMA 70 Jakarta. Salah satu pencapaian penting dari kolaborasi ini adalah peresmian SMA 70 Jakarta sebagai Solar School ketiga di ibu kota, setelah sebelumnya berhasil diterapkan di SMKN 54 dan SMKN 53. Dukungan dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta juga turut memperkuat komitmen ini, menjadikan inisiatif tersebut sebagai langkah nyata dalam memperkenalkan teknologi energi terbarukan kepada generasi muda, sekaligus mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Dengan instalasi 20 unit panel surya berkapasitas total 10 kWp, PLTS Atap ini mampu menyuplai hingga 10 kW listrik untuk memenuhi kebutuhan operasional harian sekolah. Selain itu, sistem ini juga secara signifikan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon, yakni sebesar 0,68 ton CO2 per bulan—setara dengan manfaat lingkungan dari menanam satu pohon. Kerjasama ini tidak hanya meningkatkan efisiensi energi di sekolah, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya energi terbarukan pada siswa sebagai generasi penerus bangsa.

Proyek ini juga telah direncanakan untuk diperluas ke lebih banyak sekolah di Jakarta, dengan harapan dapat mempercepat transisi ke energi terbarukan dan mendukung program nasional Indonesia dalam mengurangi jejak karbon.

Keunggulan PLTS Atap bagi Sekolah

  • Daya Tahan yang Lama: Panel surya memiliki umur panjang, biasanya lebih dari 25 tahun, sehingga investasi yang dilakukan sekolah akan memberikan keuntungan dalam jangka panjang.
  • Pengurangan Polusi: Dengan memanfaatkan energi matahari yang bersih, sekolah dapat mengurangi emisi CO2 yang biasanya dihasilkan oleh penggunaan listrik dari pembangkit berbahan bakar fosil.
  • Peningkatan Citra Sekolah: Sekolah yang menggunakan PLTS atap akan dipandang sebagai institusi yang peduli terhadap masa depan lingkungan dan memiliki komitmen untuk menerapkan teknologi ramah lingkungan.

 

Proyek pemasangan PLTS atap di sekolah-sekolah Jakarta oleh SolarKita merupakan langkah positif menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Dengan manfaat yang jelas, baik dari segi ekonomi, pendidikan, maupun lingkungan, diharapkan proyek ini dapat menjadi model bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia untuk ikut serta dalam penerapan energi terbarukan. Inisiatif ini juga menunjukkan bagaimana sektor pendidikan dapat berperan aktif dalam mendukung transisi energi bersih dan menciptakan masa depan yang lebih ramah lingkungan.



Written by Dwita Rahayu Safitri | 22 Jan 2025