- Our Contribution:
-
-
CO2 Avoided Kg =

Pertumbuhan Pengguna PLTS Atap di Indonesia: Berdasarkan Survei Terbaru
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap telah menjadi solusi populer di Indonesia dalam mendukung transisi menuju energi terbarukan. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya energi bersih serta dukungan kebijakan pemerintah, jumlah pengguna PLTS atap terus mengalami pertumbuhan. Artikel ini akan mengulas perkembangan jumlah pengguna PLTS atap di berbagai daerah di Indonesia, berdasarkan survei dan laporan terbaru.
1. Pertumbuhan Pengguna PLTS Atap Secara Nasional
Pada tahun 2023, jumlah pengguna PLTS atap di Indonesia tercatat lebih dari 4.000 pengguna dengan total kapasitas terpasang sekitar 36,74 MWp (Mega Watt peak). Jumlah ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dengan peningkatan sebesar 26% dari periode sebelumnya. Tren positif ini terlihat pada sektor rumah tangga, komersial, hingga industri
DKI Jakarta, sebagai salah satu wilayah dengan penetrasi teknologi yang tinggi, mencatat sekitar 1.732 rumah tangga yang sudah menggunakan PLTS atap. Tren ini diharapkan terus meningkat seiring dengan adanya insentif pemerintah yang mendorong adopsi energi terbarukan di perkotaan.
2. Distribusi Pengguna PLTS Atap di Daerah
Berdasarkan survei dari Institute for Essential Services Reform (IESR), beberapa wilayah seperti Jawa Tengah dan Yogyakarta menunjukkan potensi besar dalam pemanfaatan PLTS atap. Jawa Tengah, misalnya, diperkirakan memiliki potensi pasar sebesar 3,5 GWp, dengan sektor industri menyumbang 10% dari total potensi nasional. Bali dan Sulawesi Selatan juga mulai beralih ke penggunaan energi surya sebagai bagian dari upaya mendukung pariwisata hijau dan transisi energi daerah.
3. Program Insentif Pemerintah
Untuk mendorong penggunaan energi terbarukan, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang memudahkan masyarakat memasang PLTS atap. Salah satunya adalah Permen ESDM No. 49 Tahun 2018, yang memfasilitasi instalasi PLTS atap melalui mekanisme net metering, di mana pengguna dapat menjual kelebihan listrik yang dihasilkan ke PLN.
Selain itu, pemerintah juga memberikan insentif berupa pengurangan biaya paralel kapasitas bagi sektor industri, yang diharapkan mampu mendorong lebih banyak pelaku industri untuk beralih ke PLTS atap
4. Tantangan Pengembangan PLTS Atap
Meskipun pemanfaatan PLTS atap terus meningkat, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah biaya investasi awal yang masih dianggap tinggi oleh sebagian masyarakat, meskipun semakin terjangkau dengan adanya program kredit dari perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Di sisi lain, regulasi dan infrastruktur pendukung di beberapa daerah masih perlu ditingkatkan agar penggunaan PLTS atap bisa lebih optimal.
Namun, dengan potensi energi surya yang besar di Indonesia, terutama sebagai negara tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang tahun, prospek pertumbuhan pengguna PLTS atap di masa mendatang terlihat cerah.
Penggunaan PLTS atap di Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan dengan lebih dari 4.000 pengguna pada tahun 2023. Wilayah seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Yogyakarta mencatat peningkatan yang signifikan, sementara program insentif pemerintah terus mendukung adopsi energi terbarukan. Meskipun masih ada tantangan, potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam pemanfaatan energi matahari memberikan harapan besar bagi pengembangan energi bersih di masa depan.
Sumber:
- Kementerian ESDM. (2023). Laporan perkembangan PLTS Atap di Indonesia.
- IESR. (2023). Potensi dan Penggunaan PLTS Atap di Sektor Industri.
- Antara News. (2023). “Kementerian ESDM sebut pelanggan PLTS Atap meningkat signifikan”
Written by Dwita Rahayu Safitri | 03 Oct 2024