Pencapaian Energi Terbarukan Terbaru: 40% Pasokan Listrik Global Kini Bebas Karbon

Di tengah urgensi krisis iklim global, dunia kini telah mencapai tonggak penting dalam transisi ke energi bersih. Menurut laporan terbaru dari International Energy Agency (IEA), sekitar 40% pasokan listrik global kini berasal dari sumber energi yang bebas karbon, seperti tenaga surya, angin, air, dan nuklir. Pencapaian ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Namun, meskipun angka ini menjanjikan, masih banyak yang harus dilakukan untuk mencapai target iklim yang lebih ambisius.

  • Mengapa Pencapaian Ini Penting?

Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca Secara Signifikan

Dengan meningkatnya penggunaan energi bebas karbon, emisi karbon dari sektor pembangkit listrik dapat ditekan secara signifikan. Menurut data dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sektor energi menyumbang sekitar 40% dari total emisi gas rumah kaca global. Oleh karena itu, meningkatkan pangsa energi bebas karbon dalam pasokan listrik global adalah langkah penting untuk mengurangi emisi dan memenuhi target Perjanjian Paris untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celsius.

Transisi ini juga membantu mengurangi polusi udara, yang menurut World Health Organization (WHO), menyebabkan sekitar 7 juta kematian prematur setiap tahun. Dengan menggantikan pembangkit listrik berbahan bakar fosil yang polutif dengan energi terbarukan dan nuklir, kualitas udara di kota-kota besar dapat ditingkatkan, membawa manfaat kesehatan yang signifikan bagi masyarakat.

Memperkuat Ketahanan Energi dan Keamanan Nasional

Ketergantungan pada bahan bakar fosil tidak hanya berdampak buruk pada lingkungan, tetapi juga membuat negara-negara rentan terhadap fluktuasi harga energi global dan ketidakstabilan geopolitik. Energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, serta energi nuklir, menawarkan solusi yang lebih stabil dan dapat diprediksi. Dengan meningkatkan pangsa energi bebas karbon, negara-negara dapat memperkuat ketahanan energi mereka, mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil, dan meningkatkan keamanan nasional.

Menciptakan Peluang Ekonomi Baru

Transisi ke energi bebas karbon juga menciptakan peluang ekonomi yang besar. Menurut International Renewable Energy Agency (IRENA), sektor energi terbarukan mempekerjakan lebih dari 12 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2020, dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya investasi dalam teknologi energi bersih. Selain itu, pengembangan energi bebas karbon juga mendorong inovasi dan investasi dalam teknologi baru, seperti penyimpanan energi, jaringan pintar, dan hidrogen hijau, yang semuanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

  • Sumber Energi Bebas Karbon: Menggerakkan Dunia ke Masa Depan yang Lebih Hijau

Energi Surya dan Angin: Pilar Utama Transisi Energi

Tenaga surya dan angin terus menjadi tulang punggung dari transisi energi global. Menurut IEA, kapasitas tenaga surya global telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam lima tahun terakhir, sementara kapasitas tenaga angin telah tumbuh sebesar 70%. Bersama-sama, tenaga surya dan angin menyumbang lebih dari setengah dari kapasitas energi bebas karbon yang baru diinstal pada tahun 2023.

Inovasi teknologi dan penurunan biaya produksi telah membuat tenaga surya dan angin semakin kompetitif dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Panel surya berbasis perovskit dan turbin angin generasi baru yang lebih efisien telah memainkan peran penting dalam mempercepat adopsi energi terbarukan di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, China, India, dan Uni Eropa. Proyek-proyek seperti Dogger Bank Wind Farm di Inggris dan Noor Abu Dhabi Solar Plant di Uni Emirat Arab menunjukkan bagaimana teknologi ini dapat diimplementasikan dalam skala besar untuk memenuhi kebutuhan listrik jutaan rumah tangga.

Energi Nuklir: Solusi Bebas Karbon dengan Output Tinggi

Energi nuklir juga berperan penting dalam meningkatkan pasokan listrik bebas karbon. Sebagai sumber energi yang tidak menghasilkan emisi karbon selama proses pembangkitan listrik, nuklir menyediakan daya yang stabil dan berkelanjutan, terutama di negara-negara dengan kapasitas energi terbarukan yang terbatas. Menurut IEA, sekitar 10% listrik global saat ini berasal dari pembangkit listrik tenaga nuklir, dan beberapa negara, seperti Prancis, Amerika Serikat, dan Korea Selatan, terus mengandalkan nuklir sebagai bagian penting dari strategi energi mereka.

Meskipun ada tantangan terkait keamanan dan pengelolaan limbah, teknologi nuklir terus berkembang. Reaktor nuklir generasi baru yang lebih aman dan lebih efisien, seperti reaktor modular kecil (SMR), diharapkan dapat memainkan peran yang lebih besar dalam transisi energi global di masa depan.

Energi Hidro: Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Stabil

Energi hidro, atau tenaga air, tetap menjadi salah satu sumber energi bebas karbon terbesar di dunia, menyumbang sekitar 16% dari total pasokan listrik global. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) menawarkan pasokan energi yang stabil dan dapat diprediksi, dan juga dapat berfungsi sebagai penyimpan energi dengan menggunakan reservoir air untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan listrik. Negara-negara seperti Brasil, Kanada, dan Norwegia telah berhasil memanfaatkan potensi energi hidro mereka untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan listrik mereka.

Namun, tantangan terkait dampak lingkungan dan sosial dari proyek PLTA skala besar, seperti pengusiran penduduk dan kerusakan ekosistem, tetap perlu diatasi. Pengembangan proyek hidro yang lebih kecil dan ramah lingkungan, seperti run-of-river hydro plants, menawarkan solusi yang lebih berkelanjutan.

  • Tantangan dan Langkah Selanjutnya

Meskipun pencapaian ini sangat penting, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk mempercepat transisi ke energi bebas karbon:

Meningkatkan Infrastruktur dan Penyimpanan Energi

Integrasi skala besar energi terbarukan ke dalam jaringan listrik membutuhkan infrastruktur yang lebih canggih, seperti jaringan listrik pintar (smart grids) dan sistem penyimpanan energi yang efisien. Investasi dalam teknologi penyimpanan energi, seperti baterai litium-ion dan baterai aliran, sangat penting untuk mengatasi fluktuasi pasokan energi dari sumber terbarukan seperti surya dan angin.

Mengatasi Kesenjangan Akses dan Pendanaan di Negara Berkembang

Negara-negara berkembang sering menghadapi kesulitan dalam mengakses teknologi energi bebas karbon dan pendanaan yang diperlukan untuk membangun infrastruktur energi bersih. Lembaga keuangan internasional dan negara-negara maju perlu meningkatkan dukungan mereka, termasuk menyediakan mekanisme pendanaan yang inklusif dan transfer teknologi yang lebih mudah.

Mempercepat Inovasi Teknologi dan Penelitian

Inovasi teknologi adalah kunci untuk mengatasi tantangan yang ada dan mempercepat transisi ke energi bebas karbon. Penelitian dan pengembangan (R&D) harus difokuskan pada peningkatan efisiensi energi, mengurangi biaya produksi, dan mengembangkan teknologi baru yang lebih ramah lingkungan, seperti hidrogen hijau dan bahan bakar nabati.

 

Pencapaian terbaru ini menunjukkan bahwa dunia berada di jalur yang tepat menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan, dengan 40% pasokan listrik global kini berasal dari sumber energi bebas karbon. Namun, untuk mencapai target iklim global yang lebih ambisius, kolaborasi internasional, inovasi teknologi, dan dukungan finansial yang lebih besar sangat dibutuhkan. Dengan melanjutkan momentum ini, kita dapat mewujudkan visi masa depan di mana energi bersih dan berkelanjutan menjadi tulang punggung perekonomian dunia.

Sumber:

  1. International Energy Agency (IEA)
  2. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
  3. World Health Organization (WHO)
  4. International Renewable Energy Agency (IRENA)
  5. Dogger Bank Wind Farm - SSE Renewables

 

Written by Dwita Rahayu Safitri | 03 Oct 2024