Musim Hujan, PLTS Atap dengan Sistem Hybrid Menjadi Solusi Terbaik

Dengan meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem dan curah hujan di Indonesia, penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap menjadi tantangan tersendiri, terutama karena PLTS sangat mengandalkan paparan sinar matahari untuk menghasilkan listrik. Namun, inovasi teknologi telah memberikan solusi baru yang menjawab kekhawatiran ini—yakni dengan mengadopsi sistem hybrid pada PLTS atap. Sistem hybrid memungkinkan PLTS tetap berfungsi optimal meski dalam kondisi hujan dan berawan. Mari kita simak bagaimana sistem ini menjadi pilihan terbaik untuk kebutuhan listrik yang lebih stabil dan efisien di musim hujan.

Apa Itu PLTS Atap dengan Sistem Hybrid?

PLTS atap dengan sistem hybrid mengombinasikan tenaga surya dengan sumber energi lain, seperti jaringan listrik konvensional atau generator berbahan bakar fosil. Dalam instalasi PLTS hybrid, energi yang dihasilkan oleh panel surya akan disimpan dalam baterai dan juga dapat dipasok langsung ke kebutuhan listrik rumah tangga. Pada hari-hari cerah, sistem ini dapat mengandalkan energi matahari sepenuhnya, sedangkan pada hari hujan atau mendung, sistem otomatis akan beralih menggunakan energi dari baterai atau sumber listrik cadangan lainnya. Alhasil, penggunaan energi tetap stabil, bahkan ketika cuaca tidak mendukung.

Manfaat PLTS Hybrid di Musim Hujan

  1. Ketersediaan Listrik yang Stabil
    Sistem hybrid pada PLTS atap membantu menjaga ketersediaan listrik selama musim hujan. Dalam kondisi berawan atau hujan, produksi listrik dari panel surya biasanya menurun signifikan karena intensitas cahaya yang rendah. Sistem hybrid akan secara otomatis mengalihkan pasokan listrik dari baterai atau sumber energi tambahan, memastikan kebutuhan listrik tetap terpenuhi.
  2. Efisiensi Penggunaan Energi
    Selain menyediakan pasokan listrik yang stabil, sistem hybrid juga membantu mengoptimalkan efisiensi energi. Energi berlebih yang dihasilkan pada hari-hari cerah dapat disimpan di dalam baterai. Ketika cuaca mendung atau malam hari, energi ini dapat dimanfaatkan, sehingga mengurangi ketergantungan pada listrik PLN. Dalam jangka panjang, ini juga membantu menekan biaya tagihan listrik karena pemakaian daya dari PLN dapat dikurangi.
  3. Mengurangi Dampak Pemadaman Listrik
    Pada musim hujan, gangguan pada jaringan listrik utama sering terjadi karena adanya petir atau banjir yang merusak infrastruktur listrik. PLTS hybrid memungkinkan rumah tangga atau perusahaan tetap memiliki cadangan listrik meski terjadi pemadaman dari jaringan utama. Ini sangat berguna bagi mereka yang membutuhkan pasokan listrik yang konstan, seperti rumah sakit, perusahaan, atau rumah tangga dengan perangkat elektronik esensial.
  4. Ramah Lingkungan dengan Konsumsi Energi Terbarukan
    Menggunakan energi terbarukan seperti matahari membantu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari penggunaan energi berbahan bakar fosil. Meskipun sistem hybrid mungkin melibatkan sumber energi cadangan berbahan bakar fosil, kombinasi ini tetap lebih ramah lingkungan dibandingkan bergantung sepenuhnya pada sumber energi konvensional. Sebuah laporan oleh International Renewable Energy Agency (IRENA) menyebutkan bahwa penggunaan PLTS hybrid mampu menekan hingga 50% emisi gas rumah kaca dibandingkan dengan sumber energi konvensional.

Komponen Penting dalam PLTS Hybrid

Instalasi PLTS hybrid memerlukan beberapa komponen tambahan selain panel surya, di antaranya:

  1. Inverter Hybrid: Inverter ini berfungsi untuk mengubah arus searah (DC) yang dihasilkan panel surya menjadi arus bolak-balik (AC) yang digunakan peralatan rumah tangga, sekaligus mengatur penyaluran energi dari baterai atau jaringan PLN saat panel tidak cukup menghasilkan listrik.
  2. Baterai Penyimpanan: Baterai berfungsi menyimpan energi listrik yang dihasilkan panel surya pada saat cuaca cerah. Dengan adanya baterai, rumah atau bangunan masih dapat memperoleh pasokan listrik dari energi yang tersimpan meski pada malam hari atau cuaca mendung.
  3. Sistem Kendali Otomatis: Alat ini mengatur kapan sumber energi akan berganti, misalnya ketika cuaca berawan atau malam hari, sehingga energi dari baterai atau jaringan listrik konvensional dapat langsung diaktifkan.

Apakah PLTS Hybrid Menjadi Solusi Tepat di Indonesia?

Kondisi geografis dan iklim tropis di Indonesia, yang kerap mengalami perubahan cuaca cepat, menjadikan PLTS hybrid sebagai solusi optimal untuk memenuhi kebutuhan energi yang andal. Curah hujan tinggi pada musim hujan sering kali menurunkan efektivitas produksi energi panel surya, sehingga sistem hybrid menjadi pilihan praktis bagi rumah tangga atau perusahaan yang ingin menjaga pasokan listrik tetap stabil tanpa harus bergantung sepenuhnya pada jaringan listrik utama.

Tantangan dan Biaya

Walaupun PLTS hybrid menawarkan berbagai manfaat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Sistem hybrid memerlukan biaya investasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan PLTS konvensional karena adanya tambahan komponen seperti baterai dan inverter hybrid. Namun, dengan dukungan dari pemerintah Indonesia berupa kebijakan insentif pajak dan subsidi untuk pemanfaatan energi terbarukan, biaya pemasangan dapat ditekan. Beberapa bank juga menawarkan pembiayaan khusus untuk pemasangan PLTS atap yang bisa meringankan beban biaya instalasi awal .

Kesimpulan

PLTS atap dengan sistem hybrid adalah solusi yang sangat cocok untuk menghadapi tantangan cuaca yang berubah-ubah di Indonesia, terutama pada musim hujan. Dengan mengombinasikan tenaga surya dan sumber energi cadangan, sistem hybrid memberikan pasokan listrik yang stabil dan lebih efisien, serta berpotensi mengurangi biaya operasional listrik jangka panjang. Bagi mereka yang ingin menikmati manfaat dari energi terbarukan tanpa khawatir akan ketidakstabilan cuaca, PLTS hybrid merupakan pilihan yang layak dipertimbangkan.

Sumber:

  • IRENA – Renewable Energy and Jobs - Annual Review 2022.
  • Kementerian ESDM – Kebijakan Energi Baru dan Terbarukan di Indonesia.

Written by Dwita Rahayu Safitri | 25 Oct 2024