- Our Contribution:
-
-
CO2 Avoided Kg =

Indonesia Mendorong Pembangunan PLTS Terapung di Kawasan Danau
Indonesia terus memperkuat komitmennya dalam mengembangkan energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional dan mengurangi emisi karbon. Salah satu langkah inovatif yang sedang diupayakan adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di kawasan danau dan waduk. Dengan potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam hal sumber daya air, PLTS terapung diharapkan dapat menjadi solusi efisien dan ramah lingkungan untuk menghasilkan energi bersih tanpa mengganggu lahan yang terbatas.
Mengapa PLTS Terapung Menjadi Pilihan yang Menjanjikan?
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan ribuan danau dan waduk, memiliki sumber daya perairan yang melimpah. Pemanfaatan danau untuk PLTS terapung dinilai sangat ideal karena lahan di daratan semakin terbatas. Selain itu, PLTS terapung memiliki beberapa keunggulan dibandingkan PLTS di darat, antara lain:
- Efisiensi Termal yang Lebih Baik
Air yang mengelilingi panel surya pada PLTS terapung membantu menurunkan suhu panel, sehingga meningkatkan efisiensi konversi energi matahari menjadi listrik. Kondisi ini membuat PLTS terapung lebih efisien dibandingkan PLTS di darat. - Pengurangan Penguapan Air
Kehadiran panel surya di permukaan air membantu mengurangi laju penguapan, yang dapat menjaga ketersediaan air di waduk atau danau, terutama di wilayah yang rentan terhadap kekeringan. - Tidak Memerlukan Lahan Darat
Dengan memanfaatkan permukaan air, PLTS terapung tidak memerlukan pembukaan lahan di darat yang berpotensi merusak ekosistem atau lahan produktif, sehingga membantu mengurangi konflik lahan dan dampak lingkungan.
Upaya Pemerintah dalam Mendorong PLTS Terapung di Indonesia
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mencanangkan target ambisius untuk meningkatkan bauran energi terbarukan. Salah satu proyek PLTS terapung yang menjadi percontohan adalah PLTS terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat, yang memiliki kapasitas sebesar 145 MW. Proyek ini, yang merupakan hasil kerja sama dengan perusahaan energi internasional, menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan diharapkan dapat memasok listrik bagi lebih dari 50 ribu rumah tangga.
Selain di Waduk Cirata, pemerintah juga tengah menjajaki lokasi potensial lainnya seperti Danau Toba di Sumatera Utara, Waduk Saguling di Jawa Barat, dan beberapa waduk besar lainnya. Dalam mendukung inisiatif ini, pemerintah memberikan sejumlah insentif, termasuk kemudahan perizinan dan pengurangan bea masuk untuk peralatan energi terbarukan, agar investasi dalam PLTS terapung semakin menarik bagi pihak swasta.
Tantangan dalam Pengembangan PLTS Terapung di Indonesia
Meskipun PLTS terapung memiliki banyak keunggulan, beberapa tantangan perlu diatasi untuk mewujudkan potensi penuh dari teknologi ini. Di antaranya:
- Biaya Investasi yang Masih Tinggi
Pemasangan PLTS terapung memerlukan teknologi khusus dan infrastruktur tambahan, seperti pelampung dan sistem pengikat, yang membuat biaya awal investasi lebih tinggi dibandingkan PLTS di darat. - Kondisi Ekosistem Perairan
Memasang PLTS di perairan harus mempertimbangkan dampaknya pada ekosistem lokal, seperti ikan dan vegetasi bawah air. Oleh karena itu, diperlukan studi lingkungan yang mendalam agar tidak mengganggu keseimbangan ekosistem. - Perawatan dan Pemeliharaan
PLTS terapung berada di lingkungan yang lembab dan sering kali terkena korosi. Oleh karena itu, diperlukan perawatan dan pemeliharaan yang lebih intensif untuk memastikan keandalan dan umur panjang sistem. - Ketersediaan Teknologi dan Sumber Daya Lokal
Teknologi PLTS terapung masih baru di Indonesia, sehingga ketersediaan sumber daya manusia yang terampil dan teknologi lokal masih terbatas. Pemerintah perlu bekerja sama dengan industri dan akademisi untuk mengembangkan kapasitas lokal.
Masa Depan PLTS Terapung di Indonesia
Dengan potensi besar dalam pemanfaatan danau dan waduk, PLTS terapung menjadi bagian penting dalam rencana strategis energi terbarukan di Indonesia. Pemerintah menargetkan pengembangan lebih banyak PLTS terapung pada 2030, dengan harapan dapat meningkatkan kapasitas energi terbarukan sekaligus mencapai target pengurangan emisi karbon. Selain itu, kesuksesan proyek-proyek PLTS terapung dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat lokal, mendorong investasi, dan menciptakan pasar baru dalam industri energi terbarukan.
Langkah pemerintah dalam mendukung inovasi ini juga mendapat respons positif dari berbagai pihak, termasuk perusahaan energi nasional dan internasional yang siap berkolaborasi. Dengan komitmen kuat dari pemerintah dan partisipasi sektor swasta, Indonesia berpeluang menjadi negara dengan pengembangan PLTS terapung terbesar di Asia, dan bahkan dunia.
Kesimpulan
Pengembangan PLTS terapung di kawasan danau dan waduk menjadi bukti komitmen Indonesia untuk mendorong energi terbarukan yang efisien dan ramah lingkungan. Dengan berbagai keuntungan yang ditawarkan, seperti efisiensi energi yang lebih tinggi dan pengurangan penggunaan lahan, PLTS terapung memiliki prospek cerah di masa depan. Meskipun terdapat beberapa tantangan, dukungan pemerintah melalui kebijakan dan regulasi yang kondusif dapat membantu mengatasi kendala tersebut. Langkah ini diharapkan dapat membawa Indonesia semakin dekat dengan tujuan energi berkelanjutan dan menjadi contoh bagi negara lain dalam penerapan teknologi energi terbarukan.
Sumber Referensi:
- Kementerian ESDM: Proyek PLTS Terapung di Indonesia
- PLTS Terapung Waduk Cirata - PLN
- Pengembangan PLTS Terapung di Asia Tenggara - IRENA
Written by Dwita Rahayu Safitri | 13 Nov 2024