- Our Contribution:
-
-
CO2 Avoided Kg =

Carbon Emission yang Diperoleh dari Total Pemasangan PLTS Atap Residential 2024 di Indonesia
Penerapan Panel Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di sektor residential di Indonesia pada tahun 2024 terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Dengan semakin tingginya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan pengurangan dampak perubahan iklim, PLTS atap menjadi solusi yang ramah lingkungan sekaligus ekonomis. Salah satu manfaat terbesar dari penggunaan energi surya adalah pengurangan emisi karbon yang dapat membantu mengurangi jejak karbon di sektor rumah tangga. Artikel ini akan membahas estimasi pengurangan emisi karbon yang dapat diperoleh dari pemasangan PLTS atap di Indonesia pada tahun 2024, serta dampaknya terhadap lingkungan.
1. Peningkatan Pemasangan PLTS Atap di Indonesia pada 2024
Pada tahun 2024, Indonesia semakin banyak memasang PLTS atap di rumah-rumah tinggal, dengan tujuan mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang berpolusi. Inisiatif pemerintah dan sektor swasta dalam mendukung transisi ke energi terbarukan, seperti melalui insentif pajak dan subsidi pemasangan panel surya, semakin mempercepat adopsi teknologi ini.
Menurut data terbaru, sekitar 5.000-10.000 rumah tinggal di Indonesia diperkirakan akan memasang PLTS atap pada 2024. Setiap pemasangan PLTS atap dapat menghasilkan penghematan energi yang signifikan, berkontribusi pada pengurangan emisi karbon yang berbahaya bagi lingkungan.
2. Estimasi Pengurangan Emisi Karbon
PLTS atap berfungsi dengan mengubah energi matahari menjadi listrik yang dapat digunakan langsung di rumah. Dengan demikian, penggunaan PLTS atap mengurangi kebutuhan untuk listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Setiap kWh (kilowatt-hour) listrik yang dihasilkan oleh panel surya menggantikan energi yang biasanya dihasilkan dari sumber yang mencemari, seperti batu bara atau gas alam.
Di Indonesia, rata-rata emisi karbon dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil adalah sekitar 0,8 kg CO2 per kWh. Jika setiap rumah yang memasang PLTS atap dapat menghasilkan 3.000 kWh listrik per tahun (kapasitas yang umum untuk sistem 3 kWp), maka setiap rumah dapat mengurangi sekitar 2.400 kg CO2 per tahun.
Dengan asumsi 10.000 rumah tinggal di Indonesia memasang PLTS atap pada tahun 2024, total pengurangan emisi karbon yang dihasilkan dapat mencapai 24.000.000 kg (24.000 ton) CO2 per tahun. Ini setara dengan penanaman sekitar 1 juta pohon yang dapat menyerap karbon dioksida dari atmosfer dalam satu tahun.
3. Manfaat Lingkungan dan Ekonomi
Pemasangan PLTS atap tidak hanya memberikan manfaat dalam hal pengurangan emisi karbon, tetapi juga membantu mengurangi biaya listrik jangka panjang bagi rumah tangga. Dengan semakin banyak rumah yang beralih ke energi surya, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mempercepat transisi ke sistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga semakin fokus pada pengembangan energi terbarukan sebagai bagian dari komitmen untuk mencapai target net zero emissions pada tahun 2060. Pemasangan PLTS atap di sektor residential merupakan langkah penting untuk mencapai tujuan tersebut, memberikan contoh nyata bagaimana sektor rumah tangga dapat berperan dalam mitigasi perubahan iklim.
4. Tantangan dan Peluang ke Depan
Meskipun manfaat penggunaan PLTS atap sangat jelas, tantangan dalam mempercepat adopsi masih ada. Beberapa tantangan utama termasuk biaya awal yang masih cukup tinggi untuk sebagian besar rumah tangga, meskipun ada berbagai insentif yang ditawarkan pemerintah. Selain itu, infrastruktur penyimpanan energi yang efisien dan harga panel surya yang kompetitif masih menjadi faktor penentu dalam memperluas penggunaan PLTS atap.
Namun, dengan kemajuan teknologi dan penurunan biaya produksi panel surya, semakin banyak rumah tangga yang dapat mengakses solusi ini. Pemerintah juga telah berkomitmen untuk memberikan dukungan lebih lanjut melalui kebijakan dan program yang dapat mempercepat adopsi energi terbarukan di tingkat rumah tangga.
Pemasangan PLTS atap di sektor residential pada tahun 2024 di Indonesia memberikan kontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi karbon. Dengan mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil, setiap rumah tangga yang beralih ke energi surya tidak hanya membantu menghemat biaya listrik, tetapi juga turut serta dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim. Total pengurangan emisi karbon yang dihasilkan dari 10.000 rumah yang memasang PLTS atap dapat mencapai 24.000 ton CO2 per tahun, yang setara dengan penanaman sekitar 1 juta pohon.
Dengan dukungan kebijakan yang tepat dan penurunan biaya teknologi, PLTS atap di sektor residential dapat menjadi salah satu solusi utama dalam mencapai target Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan beralih ke energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Sumber:
- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
- International Renewable Energy Agency (IRENA)
- World Bank: Indonesia's Energy Transition
Written by Dwita Rahayu Safitri | 27 Dec 2024