3 Kota Penghasil Emisi Gas Terbesar

 

Di tengah meningkatnya perhatian global terhadap perubahan iklim, beberapa kota di dunia menjadi sorotan karena kontribusi mereka yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca. Kota-kota besar, terutama di negara berkembang dan maju, sering kali menghadapi tantangan dalam mengelola emisi yang dihasilkan oleh aktivitas ekonomi, transportasi, dan konsumsi energi. Berikut adalah tiga kota penghasil emisi gas terbesar di dunia yang mempengaruhi kualitas udara dan iklim global.

  • Shanghai, Tiongkok

Sebagai salah satu kota terbesar dan pusat ekonomi utama di Tiongkok, Shanghai dikenal sebagai penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di negara tersebut. Shanghai memiliki populasi lebih dari 24 juta orang, dan aktivitas industri serta transportasi yang padat menjadi penyebab utama tingginya emisi. Kota ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, namun hal ini disertai dengan meningkatnya konsumsi energi, terutama dari pembangkit listrik berbasis batu bara.

Pemerintah Shanghai telah mengumumkan berbagai inisiatif untuk mengurangi emisi, termasuk peralihan ke energi terbarukan dan peningkatan efisiensi energi di sektor industri. Namun, tantangan besar masih ada, terutama terkait dengan bagaimana kota ini dapat menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan kebutuhan untuk mengurangi jejak karbonnya.

  • New York City, Amerika Serikat

New York City adalah salah satu kota dengan jejak karbon terbesar di dunia. Kota ini menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan, terutama dari sektor bangunan dan transportasi. Sekitar 70% emisi gas rumah kaca di New York berasal dari bangunan, termasuk perkantoran, apartemen, dan pusat perbelanjaan yang mengkonsumsi energi dalam jumlah besar untuk pemanasan, pendinginan, dan listrik.

Untuk mengatasi masalah ini, New York City telah memperkenalkan undang-undang yang menetapkan batasan emisi karbon untuk bangunan besar dan mendorong penggunaan energi terbarukan. Salah satu upayanya adalah “New York City's Climate Mobilization Act” yang bertujuan untuk mengurangi emisi karbon secara drastis pada tahun 2050.

  • Tokyo, Jepang

Tokyo, sebagai ibu kota Jepang dan pusat keuangan Asia, juga merupakan salah satu kota penghasil emisi terbesar. Penyebab utamanya adalah konsumsi energi yang tinggi, terutama di sektor komersial dan transportasi. Dengan populasi lebih dari 37 juta orang di wilayah metropolitan, kebutuhan energi Tokyo sangat besar, dan sebagian besar masih bergantung pada bahan bakar fosil seperti gas alam dan batu bara.

Pemerintah Tokyo telah menetapkan target ambisius untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2050. Beberapa langkah yang telah diambil termasuk meningkatkan efisiensi energi di gedung-gedung, memperluas infrastruktur transportasi hijau, dan memperkenalkan lebih banyak sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.

Tantangan dan Solusi ke Depan

Ketiga kota ini menghadapi tantangan besar dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca. Meskipun telah ada inisiatif untuk memperkenalkan kebijakan hijau dan mendorong penggunaan energi terbarukan, keberhasilan upaya ini tergantung pada kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.

Untuk mencapai target iklim global, kota-kota besar perlu mempercepat transisi ke energi bersih, meningkatkan efisiensi energi, dan mengembangkan infrastruktur hijau. Upaya ini tidak hanya penting untuk mengurangi dampak perubahan iklim, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan warga kota.

 


 

Sumber Artikel:

 

Written by Dwita Rahayu Safitri | 24 Sep 2024